Selasa, 08 Mei 2012

Tahukah Saya ?


“Paling nggak enak itu kalau jadi orang yang nggak tau apa-apa.” ini pemikiran yang tiba-tiba muncul ketika saya sedang dalam situasi dimana orang-orang di sekitar saya sedang saling berbisik, dan saya tidak tahu sama sekali apa yang sebenarnya terjadi, dan apa sebenarnya yang sedang mereka bahas. Baiklah mungkin saya terkesan seperti ingin turut campur urusan orang lain, tapi saya pikir tidak, ini merupakan kehendak naluriah setiap orang “rasa ingin tahu”, walaupun mereka sadar bahwa itu sebenarnya bukan urusannya, tapi itu nanti akan menjadi suatu cerita yang lain lagi.  
setiap orang entah bagaimana caranya pasti akan selalu mencari tahu apa yang terjadi di sekelilingnya, dari hal-hal terkecil seperti, “apakah kursi ini ada kutunya” (oke itu emang perumpamaan yang ngga berarti seperti halnya gosip), sampai hal-hal yang abstrak seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan dan agama. orang tidak akan berhenti mencari tahu sampai benar-benar mereka menemukan jawabannya, yang sering kali jawaban yang mereka dapatkan pun akan selalu memunculkan pertanyaan baru, yang tiada akan ada habisnya sampai orang itu meninggalkan dunia ini. para filsuf adalah salah satu institusi yang melingkupi hasrat keingin tahuan manusia. platform pertanyaan mereka adalah “what is life”. para filsuf ini yang paling sadar dan concern dengan masalah hasrat ingin tahu manusia, filsuf merupakan manifestasi dari kegundahan masyarakat akan hasrat ingin tahu. setiap orang memiliki sisi filosofisnya, bahkan seorang Ibu yang sedang memasak di dapur pun menjalankan perannya sebagai seorang filsuf makanan, bagaimana dia memikirkan begitu mendalam bahan-bahan makanan apa saja yang akan dimasaknya sampai dampak-dampaknya apabila masakan itu disantap oleh seluruh keluarga, kebahagiaankah yang akan diciptakannya atau malah hujatan dari anggota keluarga yang merasa masakannya kurang asin. 
Dari hasrat inilah manusia selalu belajar dan hidup. bagi saya menjadi seorang yang jenius adalah bagaimana kita dapat mengerti keadaan disekeliling kita, dan bertindak dengan menggunakan segala alat yang telah kita miliki sebagai manusia. mata, telinga, mulut, hidung, lidah, kulit, otak, dll. itulah modal-modal yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk dapat membuat drinya tetap hidup dan mengerti. Ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran adalah sebuah bagian dari sebuah institusi pengetahuan, dan tidak selamanya kehidupan adalah sebuah lembaga. kehidupan jauh lebih kompleks dari itu, kehidupan tidak akan rampung dijelaskan dengan ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran. sama halnya denga indra yang ada pada diri kita, ilmu pengetahuan hanyalah alat. manusialah yang harus tahu bagaimana mengolah dan menggunakannya. setiap manusia memiliki cara yang berbeda-beda dalam menggunakan itu semua. kita tidak harus tahu segalanya, setidaknya kita tahu diri kita sendiri untuk mengerti semua fungsi alat yang kita miliki, dan mulailah menggunakannya untuk mencari tahu segalanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar