Selasa, 08 Mei 2012

Modus Anomali




Modus Anomali merupakan salah satu karya sinema yang dihasilkan dari sutradara berbakat Joko Anwar. Bintang utama film ini adalah Rio Dewanto, seorang aktor yang telah banyak membintangi sejumlah judul film layar lebar dan film televisi. beberapa tokoh dalam film ini juga diperankan oleh aktor dan aktris Indonesia yang juga telah banyak malang melintang di dunia layar perak seperti Surya Saputra dan Marsha Timothy. 
“Film Modus Anomali ini mengisahkan tentang keluarga yang sedang berlibur di tengah hutan, dimana mereka tinggal disebuah pondok rumah. suatu ketika di tengah keasyikan waktu liburan mereka, mereka kedatangan seorang tamu yang tidak diundang. tamu ini telah membawa teror bagi keluarga tersebut.” <—- ini merupakan petikan gambaran sinopsis yang banyak beredar di media dalam menceritakan kisah film tersebut. 
Sebelum saya mengulas apa yang menjadi perhatian saya dalam film ini, saya akan memberikan deskripsi terlebih dahulu mengenai kata anomali. istilah atau kata anomali banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti kita sering mendengar istilah anomali air dalam bidang sains fisika, atau anomali cuaca dalam bidang geofisika dan berbagai bidang lainnya. anomali sendiri merupakan gambaran dari sebuah kondisi yang janggal atau aneh, setidaknya makna itu yang ada dalam kamus. atau ada literatur yang mendefinisikan anomali sebagai pertemuan kondisi ketaknormalan dan penyimpangan. saya sendiri lebih nyaman memaknai anomali sebagai kondisi “abu-abu”, kondisi dimana apa yang nampak di permukaan merupakan hasil dari penjalinan apa yang tak nampak dipermukaan, dan itu diterima sebagai realitas yang ganjil. 
Plot cerita yang disajikan dalam film Modus Anomali ini sebetulnya cukup sederhana, bahkan banyak penonton yang berkomentar bahwa film ini membosankan, karena memang dinamika filmnya tidak terlalu tajam cenderung monoton. dimana tokoh utama terus berlarian dan berusaha untuk bertahan hidup. sepanjang pemutaran film, fokus utamanya adalah pergerakan tokoh itu sendiri, bisa dikatakan film ini minim dialog.
apa yang menjadi fokus perhatian saya adalah film ini tidak hanya menyajikan kondisi anomali dalam cerita yang nampak secara gamblang, tetapi juga kondisi anomali dalam ranah yang tersirat, yang dapat dirasakan setelah kita menonton film tersebut, atau saya mengistilahkan after taste anomaly. dari awal cerita sutradara mengarahkan penonton untuk mengikuti alur sudut pandang tokoh utama. kita diarahkan ke dalam sebuah plot cerita mengenai sebuah keluarga yang dikejar dan akan dibantai oleh seorang sosok misterius yang ada di luar lingkaran keluarga tersebut. pola cerita seperti ini sering digunakan dalam film-film bergenre thriller sebut saja seperti film I Know What You Did Last Summer atau Scream. penonton diarahkan untuk menjawab sebuah teka-teki mengenai siapa tokoh misterius tersebut. dalam film thriller yang umum, pelaku kejahatan adalah orang dari kelompok lingkar dalam sendiri atau benar-benar di luar lingkar dalam kekerabatan para korban. semua karakter yang ada dalam umumnya film thriller dibuat menjadi abu-abu, yang mana semua memiliki kemungkinan untuk menjadi pelaku kejahatan. atau menampakkan sosok pelaku kejahatan tersebut yang secara otomatis menunjukkan bahwa dia bukan salah satu dari korban.
yang menarik dalam film Modus Anomali ini, dan bisa saya katakan disinilah letak anomalinya, adalah penonton tidak diberi klu, atau bahkan secara sengaja diarahkan untuk berpikir pada satu asumsi saja yang terlihat sudah pasti tapi ternyata faktanya tidak demikian. penonton baru akan menyadarinya setelah sampai pada akhir cerita dan sebenarnya akhir ceritanya hanya sebagai tambahan penjelas saja.
sejak awal penonton diarahkan untuk berpikir bahwa Rio Dewanto adalah korban bersama keluarganya, dimana istrinya dibunuh dan kedua anaknya terpisah dari dirinya, dan mereka sedang dikejar-kejar oleh sosok misterius yang akan membinasakan mereka semua. digambarkan dalam film tersebut Rio Dewanto terus berusaha untuk hidup dan mencari anak-anaknya serta berusaha untuk melawan sosok misterius yang mengejar mereka. di tempat yang lain, ada dua sosok anak yang sedang bertahan hidup pula dan mencari ayahnya. nah apabila kita melihat dalam sudut pandang yang seperti ini seolah-olah antara apa yang dilakukan Rio Dewanto sejalan dengan kedua anak ini, bahwa mereka sedang saling mencari, bahwa mereka adalah satu keluarga. namun ada informasi yang dihilangkan dan sengaja diletakkan pada akhir cerita supaya penonton tetap terarahkan pada cerita bahwa mereka adalah satu keluarga yang sedang dikejar sosok misterius dan akan muncul komentar-komentar penonton saat berlangsungnya film, yang seharusnya komentar itu tidak perlu terlontar.
pada kenyataannya satu relitas yang nampak ini terbangun dari dua realitas yang berbeda, dan ini baru akan diketahui setelah diakhir cerita, itu pun tidak secara eksplisit. realitas pertama adalah bahwa hilangnya ingatan Rio Dewanto adalah pengaruh dari suatu obat yang digunakannya, dan semua yang dilakukannya tanpa kesadaran itu murupakan dari bagian permainan pikiran yang sedang dimainkannya dengan suatu perencanaan yang matang. realitas yang kedua adalah kedua anak tersebut memang sedang mencari ayahnya, tetapi bukan Rio Dewantolah Ayah mereka. informasi mengenai dua realitas ini sengaja di hilangkan, bertujuan justru untuk membangun sebuah realitas baru yang merupakan asumsi yang biasa dipikirkan orang ketika menonton film bergenre thriller, tetapi ternyata asumsi itu menyesatkan.  
pola seperti ini sangat jarang ditemukan dalam film bergenre thriller bahkan saya sendiri tidak menemukan pola yang sama dalam film-film yang pernah saya tonton (ya saya memang belum terlalu banyak menonton film). saya  mengapresiasi ide film ini karena masih sedikit yang mampu membuatnya. maju terus perfilman Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar