Sebuah karya sastra pasti memiliki pesan dan alur yang ingin disampaikan kepada siapapun yang menyimaknya. Banyak jenis karya sastra yang dapat dihasilkan setiap orang. Bagi saya karya-karya tersebut merupakan manifestasi imajinasi dan kreatifitas manusia. Terutama dalam karya-karya fiksi. Fiksi merupakan bentuk manifestasi imajinasi dan kreatifitas manusia paling bebas. Sebuah bentuk simbolisasi dari hasrat atau katakanlah impian, passion (meskipun kata-kata tersebut terasa kurang pas dengan apa yang saya maksudkan), intinya adalah seseorang ingin menggapai sebuah utopia yang ada dalam benaknya, dan dia harapkan termanifes dalam realita, namun utopia tetaplah utopia. maka dengan imajinasi dan kreatifitas, manusia membuat fiksi sebagai refleksi utopia mereka. beberapa, atau mungkin kebanyakan fiksi memang memiliki daya insipirasi bagi kebanyakan orang. fiksi telah dapat membuai, atau paling tidak menjadi “morphin” bagi para penggemarnya, tidak hanya penggemar, tapi setiap orang. namun bagi saya, kurang pas ransanya kalau seseorang terlalu terjebak dalam alam imaji fiksi. ya memang tidak semua fiksi menghadirkan cerita dengan akhir yang bahagia. namun secara umum dalam fiksi cerita memiliki alur yang diketahui, dan bagaimana akhirnya sebuah cerita. dan meskipun jalan cerita sebuah fiksi penuh dengan tragedi, dan kenestapaan, tetap saja ada sebuah pola yang ditentukan oleh si pengarannya. misalnya dalam film, seorang pemain film tidak akan pernah terlepas dari plot yang telah ditentukan meskipun dia dapat berimprovisasi. dalam realita kehidupan, tidak akan ada yang bisa mengatakan “cut” ketika seseorang melakukan kesalahan. oke, akan ada yang bilang Tuhan adalah sutradara kita dalam kehidupan, Dia lah yang akan mengatakan “cut” which mean Dia yang memberikan peringatan. tetapi kebanyakan orang tidak akan semudah itu dalam mencerna katakanlah peringatan Tuhan, dibanding seorang pemain film mendengar “cut” dan arahan seorang sutradara. yang ingin saya katakan sebenarnya adalah, manusia tidak bisa terlalu dalam terjebak dalam imaji kisah-kisah fiksi, yang paling inspirasional sekalipun. banyak hal yang tidak terduga dalam realita kehidupan. saya tidak bermaksud menjadi orang yang pesimistis, bahwa kita tidak boleh bermimpi atau kita tidak boleh memiliki harapan. justru saya ingin mengingatkan diri saya sendiri bahwa, kehidupan itu memang seharusnya diperjuangkan, dijalani, dengan tingkat kesadaran diri yang tinggi. lihat sekeliling, perhatikan dan hiduplah didalamnya, karena itu realita hidup kita sebagai manusia, dan tulislah kisah hidupmu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar