Perkembangan teknologi saat ini tengah maju dengan sangat pesat, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir telah banyak penemuan di berbagai bidang ilmu, dapat dikatakan dekade-dekade sekarang ini merupakan dekade keemasan dalam sejarah perkembangan umat manusia. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah teknologi informasi dan komunikasi. Banyak sekali sekarang alat-alat komunikasi dan berbagai perangkat lain yang menunjang proses pertukaran informasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan sangat cepat. Belum lagi berbagai aplikasi perangkat lunak yang juga turut meramaikan dunia perteknologian elektoronik dan komunikasi. Bisa dikatakan saat sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin dilakukan dengan teknologi. Berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini memungkinkan setiap orang untuk mengirimkan data dalam bentuk apapun, kemana pun dan kapan pun dalam waktu sekerlipan mata. Saat ini kita hidup dalam era "kilat", tidak ada suatu apapun yang dikerjakan dalam waktu lama.
Perkembangan teknologi ini tidak kemudian tidak berpengaruh terhadap kehidupan kita, kali ini saya ingin menilik pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan pola kehidupan remaja masa kini. Seperti yang telah kita ketahui bersama saat ini sudah banyak sekali perangkat komunikasi dan aplikasi jejaring sosial yang memungkinkan kita melakukan komunikasi dan saling tukar data dalam bentuk apapun di waktu yang bersamaan (real time). Perkembangan ini sedikit banyak telah mempengaruhi perkembangan dan pola kehidupan sosial remaja jaman sekarang. Mengapa saya menyoroti remaja, karena pengaruh perkembangan teknologi sangat terlihat dalam pola kehidupan sosial remaja masa kini. Usia remaja merupakan usia dimana seseorang itu telah meninggalkan masa kanak-kanaknya tetapi belum bisa kemudian dikatakan sebagai sosok yang dewasa, karakteristik remaja sering kali digambarkan sebagai sosok yang masih mencari jati diri, dimana dalam prosesnya aktualisasi eksistensi diri begitu penting, dalam proses inilah remaja sedang mencari atau memilih akan menjadi pribadi seperti apa dirinya. Dalam kurun waktu tertentu remaja akan terus melakukan perilaku-perilaku tertentu dalam usaha untuk mengaktualisasikan eksistensi dirinya. Dalam setiap generasi, remaja akan selalu melakukan hal itu, sampai dirinya beranjak menuju fase dewasa dimana kepribadiannya sudah lebih mantap, hasil dari proses aktualisasi eksistensi diri dan pemelajaran selama masa remaja. Lantas dimana hubungan dengan teknologinya ?
Teknologi komunikasi dan informasi sekarang ini telah mempengaruhi proses aktualisasi eksistensi diri remaja. Cepatnya arus informasi membuat proses aktualisasi eksistensi diri remaja berevolusi dari generasi sebelumnya. Cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi menuntut remaja masa kini untuk lebih "kreatif" dalam mengaktualisasikan eksistensi dirinya, ingat eksistensi dan pengakuan diri sangat penting bagi para remaja, apabila mereka tidak bisa melakukan sesuatu yang "kreatif" dan menarik perhatian di era "kilat" ini mereka akan tenggelam begitu saja dihantam cepatnya arus informasi. Maka media jejaring sosial saat sekarang ini menjadi lahan utama aktulisasi eksistensi diri bagi para remaja. Upaya pengaktualisasian eksistensi dirinya pun mengikuti media yang tersedia bagi mereka. Salah satu yang paling nampak di Indonesia adalah fenomena tulisan "alay". Tulisan atau bahasa "alay" adalah tulisan yang berupa kombinasi penggunaan huruf dan angka dalam membentuk sebuah kata atau kalimat, contoh : "meN6hitUng nIl41" kata yang benar "menghitung nilai", kalaupun bukan kombinasi angka dan huruf maka, dapat berupa plesetan seperti "ciyus miapah" yang kalimat sebenarnya adalah "serius demi apa", ini hanya sekelumit contoh, anda bisa saja menemuka versi yang lebih rumit lagi.
Bahasa atau tulisan "alay" ini adalah bentuk upaya aktualisasi diri para remaja menyesuaikan media aktualisasi yang digunakannya. Sekarang ini kita tahu bahwa setiap orang pasti memiliki perangkat telekomunikasi, baik berupa telepon selular pintar (smart phone) atau tablet, dengan didalamnya terdapat fitur-fitur jejaring sosial dalam bentuk apapun. Untuk memperoleh perhatian dan tetap eksis maka remaja masa kini kemudian menciptakan tulisan atau bahasa "alay" tersebut, karena proses aktualisasi eksistensi diri mereka terjadi di ranah media sosial, yang lebih banyak menggunakan teks, bukan komunikasi verbal tatap muka langsung. Bahasa dan tulisan "alay" ini telah banyak menuai kritikan dari masyarakat terutama karena dianggap telah merusak struktur dan tata bahasa yang baik dan benar. Banyak kalangan yang mencemaskan perkembangan yang kurang positif ini. Selain fenomena bahasa dan tulisan "alay", pengaruh teknologi terhadap perilaku sosial remaja yang lainnya adalah fenomena "copy-paste" atau segala sesuatu yang serba instan dan cepat. Dalam jejaring sosial aktualisasi eksistensi remaja butuh sesuatu yang dapat dilakukan dengan cepat tetapi sekaligus dapat menarik perhatian, salah satu upayanya adalah menjiplak suatu gaya tertentu yang mereka anggap itu menarik padahal mereka sendiri mungkin tidak mengerti apa maknanya, atau menjadikan suatu hal menjadi bergeser maknanya. Hal ini saya lihat terjadi di masyarakat Amerika dimana ada fenomena "Hipster style", hipster sendiri memang merupakan sebuah aliran subkultur yang muncul di era 20an - 30an yang mana di dalamnya ada konsep pemikiran bebas, independen yang pokoknya di luar arus utama., secara kultur hipster sendiri pada masanya sudah dianggap sebagai anomali namun tetap ada landasan ideologisnya. Namun para "Hipster Style" remaja Amerika sekarang hanya menonjolkan gaya berbusananya saja yang kemudian banyak muncul di media jejaring sosial (terutama di jejaring photo sharing instagram), jadi mereka menganggap gaya hipster itu keren, dengan bergaya seperti itu mereka berharap dianggap sebagai penganut "hipster", padahal mereka kemungkinan tidak mengerti esensi dari "hipster" itu sendiri. Ini yang saya maksud bahwa, gaya-gaya instan seperti ini dilakukan oleh remaja agar mereka bisa tetap eksis dalam era arus informasi yang begitu cepat. Fenomena ini telah menimbulkan banyak kegundahan, bagi generasi "tua" atau setidaknya generasi 2 dekade sebelum para remaja sekarang ini. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat dan serba instan ini, seolah menyebabkan keringnya perkembangan para remaja. para remaja kering akan kreatifitas positif, kering akan imajinasi natural, kering akan pengetahuan bertahan dalam kehidupan, sekarang bahkan apabila mereka tidak memiliki perangkat teknologi tersebut seolah mereka akan mati. Dikhatirkan pula perkembangan remaja akan menjadi kurang matang atau sempurna, karena mereka tidak diberi kesempatan jeda untuk mengendapkan pengetahuan yang mereka miliki untuk mereka pelajari dan telaah di era serba cepat ini. Namun saya yakin manusia selalu dapat menemukan cara untuk dapat bertahan hidup. meski demikian tetap ada kesan bahwa teknologi yang berkembang pesat justru menyebabkan adanya degradasi kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar