Jumat, 28 Desember 2012

Allah Tahu dan Allah Sayang

Salah satu petikan dialog Imam Ghazali dengan para muridnya, 

Imam : " Hal apa yang menutut kalian, terasa paling ringan di dunia ini?"

Murid : " Segala hal yang mampu kami angkat dengan kedua tangan kami, atau bahkan mampu kami angkat dengan satu telunjuk kami saja"

Imam : " Kalian benar, tetapi bukan itu jawaban yang aku inginkan. Hal yang paling ringan di dunia ini adalah, meninggalkan shalat."

ya, beribadah kepada Allah selalu dianggap sepele oleh kebanyakan orang (muslim), seperti perkara shalat wajib, Berpuasa, dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Saya dan kebanyakan orang lainnya, selalu lupa akan kewajiban-kewajiban yang seharusnya dikerjakan, kita dibuat lupa oleh perkara-perkara duniawi. Sedangkan Allah mengatakan dengan jelas, bahwa tujuan manusia dan jin diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Spektrum kata beribadah memang luas, tetapi ada perkara yang sudah jelas dan diatur dalam syariat, mengenai ritual peribadatan, yang harus seorang muslim kerjakan. Hal yang sudah jelas diatur saja kita sering melupakan dan melalaikannya, apalagi hal-hal yang masuk dalam jangkauan spektrum ibadah yang lebih luas lagi. 

Allah tidak pernah tidur dan lelah mengurus semua makhluk-Nya. Allah tahu apa yang kita kerjakan, Allah tahu apa yang terjadi pada kita dan Allah juga tidak berdiam ketika kita menjauh dari-Nya. Allah selalu hadir ketika kita lupa, dengan berbagai cara-Nya. Cara yang kerap paling efektif adalah, membuat kita kesusahan, membuat kita sadar bahwa, tidak ada yang lebih kuat dan lebih luas kekuasaan-Nya, kecuali Allah. Kita akan dibuat datang kepada-Nya dengan kesadaran bahwa diri kita lemah dan hanya Allah-lah yang mampu menolong kita, hanya Allah, yang bisa menjadi sandaran kita. 

Kita pun mulai mendekat kepada Allah, kita memohon kepadanya, kita jalankan segala ritual peribadatan, yang awalnya memang bertujuan untuk memohon dikeluarkan dari permasalahan yang sedang dihadapi. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, pertama kita akan mendapat apa yang menjadi hajat kita, bahkan mungkin kita akan mendapat lebih. Kemungkinan yang kedua, dan saya yakin kemungkinan ini yang kerap terjadi, Allah akan menunda mengabulkan hajat kita, sampai waktu yang menurut kita sangat lama, ini adalah bentuk ujian dari Allah sekaligus bentuk rasa sayang-Nya kepada kita. Penundaan Allah atas hajat kita, adalah bentuk ujian keimanan dan kesabaran kita, apabila iman dan kesabaran kita tidak kuat maka bisa saja kita malah berprasangka buruk kepada Allah, dan malah mendurhakai-Nya, oleh karena itu mari kita lihat dari sisi bahwa Allah sayang kepada kita. 

Allah tahu bahwa manusia memiliki kecenderungan lupa kepada-Nya ketika merasa senang, maka Allah melakukan penundaan, supaya kita selalu dekat dengan-Nya, selalu memohon kepadanya, karena Allah sangat menyenangi hamba-hambanya yang selalu datang dan memohon hanya kepada-Nya. yakinlah bahwa Allah, akan menjawab segala permohonan kita. Apabila terasa doa kita tidak kunjung terkabul, jangan pernah berhenti berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah, kuat lah, sabar lah. Seiring berjalannya waktu, dengan kesabaran kita dan keteguhan iman, kita akan tersadar bahwa permohonan kita bukanlah hal yang penting lagi, yang menjadi penting adalah kedekatan kita kepada Allah, dan ketika kita sudah benar-benar memasrahkan segala urusan kita, maka Allah akan menyambut kita dengan kelapangan. Permasalahan kita akan terangkat, bahkan segala urusan kita akan menjadi mudah. Ingatlah bahwa Allah tahu dan Allah Sayang. 

Rabu, 26 Desember 2012

Sorrow

Sebagai manusia yang hidup dalam kehidupan di dunia ini pasti pernah merasakan senang dan sedih. Senang dan sedih sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia, apabila tidak ada senang manusia tidak tahu rasanya sedih, begitu pula sebaliknya, apa benar seperti itu ? ya bisa benar, bisa juga tidak, tergantung manusia ingin melihatnya dengan cara apa. Pada umumnya pasti manusia ingin menggapai kesenangan dalam kehidupan ini, pada umumnya tidak ada manusia yang mau menjalani kehidupan dalam kesusahan. Usaha-usaha yang dilakukan manusia pasti berujung pada harapan akan kesenangan. Namun apabila kita lihat, dalam kehidupan ini ada manusia yang lahir sudah dalam gelimang kesenangan, dan ada juga manusia yang dari lahir sampai berakhir masa hidupnya selalu berada dalam kesusahan. Apa yang kita lihat dari permukaan itu memang masih bisa dipertanyakan, karena yang menjalani dan merasakan apa itu susah dan senang hanya orang yang bersangkutan. Intinya dalam kehidupan ini manusia tidak akan pernah lepas dari apa itu hal baik dan hal buruk. 

Saya memiliki pandangan tertentu mengenai hal ini. Pandangan saya ini dilatar belakangi oleh pengetahuan saya sebagai seorang penganut agama Islam (saya bukan seorang ahli agama), setidaknya pemikiran yang akan saya ungkapkan ini tidak akan terlepas dari apa yang sudah saya ketahui dan dapatkan selama saya menjadi seorang muslim. Preposisi saya adalah, manusia terlahir dalam kehidupan di dunia saat sekarang ini memang untuk menjadi susah. Turunnya Adam a.s. dan Siti Hawa ke dunia merupakan sebuah bentuk hukuman yang diterapkan Allah kepada mereka, atas suatu kesalahan. Kehidupan di dunia kemudian, dapat dianggap sebagai tempat penebusan dosa atau tempat penghukuman yang apabila manusia berhasil melewati masa hukuman itu maka manusia akan mendapatkan pembalasan yang baik, dan apabila manusia tidak berhasil melewati itu, maka dianggap sebagai manusia yang tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan, dan malah semakin menjadi-jadi dalam melakukan kedurhakaan, maka akan mendapat penghukuman yang lebih berat dan tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan mereka. Dalam hal ini kemudian dikenal lah apa itu surga dan neraka, serta konsepsi kehidupan setelah mati yang kekal.

Bentuk esensi kehidupan, dimana dunia adalah tempat penebusan dosa, bisa dikatakan adalah kesusahan atau penderitaan. Analogi sederhananya, apakah ada tempat penebusan dosa atau penghukuman itu merupakan tempat yang menyenangkan. Jadi dalam konsep pemikiran saya, untuk susah atau untuk menderita lah esensi dari keberadaan manusia di dunia ini. cobaan sesungguhnya dalam kehidupan ini adalah kesenangan. kenapa saya berpikir demikian, saya melihat dan merasakan bahwa dan pasti kebanyakan orang juga merasakannya, aturan-aturan Tuhan itu cenderung mensupresi kesenangan, banyak pertanyaan-pertanyaan awam muncul, "kenapa sih semua yang dilarang Tuhan itu hal-hal yang menyenangkan?" (setidaknya yang dianggap menyenangkan di dunia ini), dan jawaban yang muncul pasti "Tuhan memberikan perintah dan larangan pasti ada alasannya, dan pasti itu untuk kebaikan kita" dan banyak sekali kemudian muncul upaya rasionalisasi berbagai perintah dan larangan Tuhan, setidaknya untuk memberikan pemahaman kepada umat dengan pendekatan yang dapat dieterima oleh umat.

Saya sedang tidak berupaya untuk mempertanyakan, menyangkal atau mengeluhkan ketentuan Tuhan, saya hanya ingin mengungkapakan pemikiran saya saja. Baik saya lanjutkan lagi, dalam Islam juga ada konsep zuhud (akan ada banyak definisi dan pemahaman mengenai konsep ini ), apa yang saya pahami dalam konsep ini adalah bahwa manusia lebih baik hidup dalam kesederhanaan, tidak dalam kesenangan yang berlebihan, dalam konsep ini dapat dilihat bahwa lagi-lagi manusia lebih dianjurkan untuk menekan kesenangan, lebih baik manusia hidup dalam kesederhanaan, yang menurut penilaian sebagian masyarakat awam, kehidupan sederhana adalah kehidupan yang susah, saya tidak akan menyangkal ada orang yang akan menilai kesederhanaan bukanlah bentuk kesusahan, tapi pandangan terakhir itu saya kira hanya dianut oleh sebagian kecil orang. Tapi saya yakin ada kesadaran pada pelaku zuhud bahwa, kehidupan sederhana merupakan kehidupan yang tidak menyenangkan dan mereka harus menerimanya dengan ihklas demi memperoleh kesenangan yang lebih hakiki.

Dapat kita lihat muncul satu konsep lagi yang disebut ikhlas, ikhlas secara sederhana dapat diartikan sebagai bentuk kerelaan atau menerima kondisi yang dianggap oleh diri sebagai kondisi yang tidak menyenangkan. Dalam agama, ikhlas merupakan hal yang baik, jadi manusia di dunia ini memang hidup untuk susah dan diperintahkan untuk menerima penderitaan itu dengan kerelaan, supaya nanti di kehidupan setelah mati mendapatkan kesenangan yang sesungguhnya. Satu lagi hal yang bagi sebagian besar manusia enggan untuk melakukannya karena menganggap kegiatan ini tidak menyenagkan tetapi diperintahkan oleh Tuhan, yakni melakukan ritual peribadatan, salah satu ujian sabar terberat manusia adalah ketika menjalani ritual peribadatan. Shalat contohnya, padahal shalat kalau dipikir-pikir merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak memerlukan waktu dan energi yang besar, tetapi kenapa masih banyak orang yang merasa berat melakukannya, Shalat bagi sebagian orang dianggap sebagai beban (entah bebannya itu ada dimana). 

Jadi apakah manusia di dunia ini tidak boleh merasakan kesenangan ? tentu saja boleh, bahkan Allah menjamin itu, tetapi Allah juga selalu mengingatkan bahwa jangan bersenang-senang terlalu berlebihan hingga lupa kepadaNya. Saya lebih menganggap kesenangan dalam kehidupan merupakan sebuah keringanan dari Allah, kepada manusia yang tengah menjalani masa penebusan dosa, maka kita diperintahkan untuk bersyukur/berterima kasih atas kebaikan yang diberikan Allah dan selalu diingatkan apa sebetulnya esensi manusia hidup di dunia ini. Melakukan kebaikan, menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Apabila kita lihat perilaku baik dan menjadi orang yang bermanfaat yang diajarkan oleh agama merupakan sesuatu yang sebetulnya bagi individu merupakan hal yang tidak menyenangkan. Bersedekah misalnya, secara naluriah, ego manusia untuk menggapai kesenangan itu besar, kepemilikan pribadi selalu menjadi hal yang dikejar oleh manusia, yang membuat manusia merasakan kesenangannya, tetapi agama mengajarkan umatnya untuk bersedekah, memberikan sesuatu yang dicintainya untuk orang lain yang lebih membutuhkan, ini merupakan bentuk pengorbanan yang tidak menyenangkan, dan manusia diperintahkan untuk menerima ketidaknyamanan itu dengan ikhlas, dengan perasaan rela, internalisasi konsep ini begitu kuat sehingga sudah dieterima sebagai konsep kebaikan. kita bisa lihat kebaikan itu muncul dari kerelaan atas penderitaan. Saya melihat ini menjadi sebuah fakta, yang tidak untuk disangkal, tetapi lebih kepada sesuatu yang harus dijalani dengan keterbukaan pikiran dan hati. 

Rabu, 19 Desember 2012

The Hobbit : An Unexpected Journey, ulasan singkat

The Hobbit : An Unexpected Journey merupakan film seri pertama dalam rangkain film berseri The Hobbit yang baru saja dirilis pada bulan Desember 2012 ini. Dua seri film berikutnya berturut-turut akan tayang di bioskop pada tahun 2013 dan 2014 yaitu The Hobbit : The Desolation of Smaug dan The Hobbit : There and Back Again. Film ini diangkat dari novel karya J.R.R. Tolkien, penulis yang sama yang menulis novel The Lord of The Rings, dan memang kedua novel serial ini memiliki cerita yang saling berkait. Sama seperti pendahulunya The Lord of The Rings, kisah The Hobbit merupakan kisah petualangan fantasi yang mengambil setting tempat bernama Middle Earth, tempat dimana hidup makhluk-makhluk fantasi yang menakjubkan mulai dari manusia biasa, kurcaci (dwarf), peri (elf), Orc, Hobbit dan makhluk ajaib lainya. 

apabila The Lord of The Rings berkisah mengenai  misi epik penghancuran sebuah cincin, dalam film The Hobbit juga ada unsur ekspedisi sebuah misi epik, yaitu membantu para kurcaci untuk mendapatkan kembali tanah tempat tinggal mereka yang telah dirampas oleh Seekor naga Smaug. Kisah petualangan berawal 60 tahun sebelum masa The Lord of Rings, di Shire tempat tinggal para Hobbit, Bilbo Baggins seorang Hobbit kedatangan tamu yang tidak terduga, yaitu Gandalf sang penyihir abu-abu. Gandalf datang kepada Bilbo untuk ikut serta dalam sebuah petualangan, yang Bilbo sendiri belum tahu perjalanan petualangan seperti apa yang ditawarkan kepadanya. Bilbo sendiri merupakan seorang Hobbit yang selama hidupnya tidak pernah keluar dari Shire, yang selalu hidup dalam kenyamanan di tanah kelahirannya, maka dia menganggap tawaran Gandalf hanyalah bualan belaka, dia pun menyuruh Gandalf untuk pergi. Tidak berselang lama setelah Gandalf pergi dari rumah Bilbo, datanglah sekelompok dwarf yang mengatakan bahwa ada sebuah pertemuan dirumahnya. Bilbo yang tidak merasa mengundang para dwarf dan pada dasarnya memang tidak mengetahui apa-apa, pun menjadi kebingungan. Di saat-saat kebingungannya itulah Gandalf muncul kembali, dan menjelaskan bahwa dirinya (Bilbo Baggins) terpilih sebagai apa yang disebut dengan smuggler, yang akan membantu para dwarf yang dipimpin oleh raja bangsa dwarf, Thorin Oakenshield untuk mengambil tanah kelahiran mereka Erebor di Lonely Mountain. Tugas Bilbo Baggins sebagai Smuggler adalah untuk menemukan pintu masuk ke Erebor yang ada di celah pegunungan Lonely Mountain, seeorang Hobbit dipilih untuk membantu ekspedisi ini karena mereka bergerak sangat gesit dan pandai menyamar, terlebih naga smaug tidak mengenali aroma para Hobbit, sehingga diharapkan Hobbit akan mudah untuk menyelinap. Bilbo tidak begitu saja menerima tugas itu, pada awalnya dia menolak untuk turut serta, dia merasa kurang mampu untuk mengemban tugas yang berat dan penuh resiko itu, mengingat pula bahwa dirinya tidak memiliki pengalaman petualangan apapun. Namun dengan bujukan Gandalf, dan pertimbangan yang panjang, akhirnya Bilbo pun setuju untuk ikut dalam ekspedisi, dan petualangan pun dimulai. 

Perjalanan ekspedisi ini penuh dengan rintangan, mulai dari harus menjalani medan yang berat -- melintasi pegunungan dan hutan lebat -- juga aksi melawan para Orcs yang memburu mereka serta aksi mereka melawan para goblin, yang tak kalah seru dan menegangkan adalah ketika para robongan harus berada di tengah perkelahian para raksasa batu disaat badai. Dalam seri ini juga dikisahkan petemuan Bilbo Baggins dengan Gollum, dan bagaimana asal muasal Bilbo Baggins mendapatkan sebuah cincin bertuah, yang kisahnya di ceritakan kemudian dalam The Lords of The Rings. dalam seri An Unexpected Journey penonton akan disajikan aksi petualangan yang menegangkan dan penuh dengan aksi-aksi epik. Tak kalah menakjubkan juga adalah sajian pemandangan-pemandangan menakjubkan dari jajaran pegununungan yang tinggi menjulang dan tentu saja pemandangan lembah Rivendell tempat tinggal para Elf, penonton akan benar-benar dibawa ke suatu tempat yang penuh dengan fantasi dan hal-hal menakjubkan. aksi petualangan epik ini, didukung oleh olahan animasi yang apik, teknik tata rias dan kostum yang menakjubkan serta oleh musik yang mengagumkan, semua dalam satu paket. oke . . oke mungkin saya terlalu berlebihan dalam menilai film ini. Baik, memang ada sedikit kritik mengenai film ini, film berdurasi cukup panjang, kurang lebih 3 jam, waktu yang cukup panjang ini pada pertengahan film memunculkan efek membosankan, dimana ceritanya terasa datar. Bahkan banyak pula penonton yang rela meninggalkan tempatnya diwaktu-waktu tertentu untuk ke toilet, di waktu dimana dirasa scene itu tidak terlalu penting untuk diikuti, hal ini tidak akan terjadi pada film yang memang benar-benar menyajikan berbagai kejutan di setiap scene-nya. Terlepas dari itu semua, film ini masuk dalam rekomendasi film yang layak untuk ditonton. dalam range nilai 1-10 saya memberi nilai film ini 8. 

Kamis, 13 Desember 2012

5 Cm the Movie

"Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening kamu... jangan menempel. biarkan..." "... menggantung 5 centimeter ..." "... jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu"

".... kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja." " dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya" " serta mulut yang akan selalu berdoa"

Kalimat dan dialog-dialog tersebut saya kutip langsung dari novel "5 cm." yang ditulis oleh Donny Dirgantoro, yang telah diangkat menjadi film dengan judul yang sama, disutradarai oleh sutradara muda Indonesia berbakat, Rizal Mantovani. Film ini berkisah tentang 5 sahabat, Zafran (Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Riani (Raline Shah), Ian (Igor Saykoji), serta ada satu tokoh diluar 5 sahabat ini yaitu Arinda atau Adinda (Pevita Pearce) adik dari Arial, yang telah menjalin persahabatan mereka selama belasan tahun, semenjak mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, hingga suatu ketika mereka merasa jenuh dengan hubungan persahabatan mereka. mereka pun memutuskan untuk tidak saling berhubungan terlebih dahulu sampai waktu yang ditentukan. selama jangka waktu mereka menjalani kehidupan masing-masing, kelima sahabat ini menemukan hal-hal atau pelajaran yang membuat mereka menjadi lebih baik. Mereka pun bertemu kembali untuk melakukan sebuah petualangan yang tidak akan pernah mereka lupakan selama hidup mereka.

Novel sekaligus film ini merupakan sebuah kisah persahabatan, percintaan, petualangan dan pelajaran mengenai kehidupan. Kita akan belajar banyak akan makna dari persahabatan yang lebih dari sekedar hubungan pertemanan, bagaimana kita menerima sahabat kita seutuhnya, kebaikannya dan tentu keburukannya, dimana kita akan selalu mendukung apapun keadaan dan apapun yang terjadi pada sahabat kita. Kita juga akan belajar mengenai makna cinta yang tidak selalu memiliki, arti dari ketulusan cinta dan kelapangan hati, ini lah tema yang menjadi sentral dalam film "5 cm". Kemudian petualangan menjelajahi alam gunung Semeru, selain kita akan di suguhi oleh pengalaman sinematis menakjubkan, yakni penampakan alam hutan-hutan semeru, Ranu Kumbolo, dan keindahan dari puncak Mahameru sendiri yang begitu indah, dari segmen ini kita juga dapat belajar mengenai keteguhan tekad dan perjuangan kita dalam menggapai suatu tujuan, suatu mimpi yang ingin kita wujudkan. Sebenarnya dalam novel kita juga akan mendapat pesan-pesan kemanusian dan moral yang dapat kita pelajari, namun dalam film, tema ini tidak terlalu diangkat, mungkin ini memang salah satu strategi sutradara untuk memberikan distingsi antara tema novel dan film, meskipun filmnya juga masih dalam satu alur dalam novel. 

Akting para aktor dan aktris, penggarapan gambar serta latar belakang musik yang diisi oleh grup band Nidji, telah berhasil membawa para penonton larut dalam alur cerita dan gambar yang disajikan. Gelak tawa kerap terdengar dari penonton, tak sedikit pula penonton yang terbawa emosi hingga meneteskan air mata harunya. animo penonton terhadapap film ini pun sangat baik, pada penayangan perdana kemarin pada tanggal 12 Desember 2012 di salah satu bioskop di kota Depok, tiket di semua jam penayangan terjual habis. Film ini memang telah banyak dinantikan oleh para pembaca novel 5 cm sejak lama, novelnya sendiri pertama terbit pada tahun 2005, maka wajar saja apabila sudah banyak para pembaca yang ingin menyaksikan film ini. 

Selain komentar positif dari para penikmat film ini, kritik selalu saja ada sebagai konsekuensi dari film yang diangkat dari cerita novel. Selalu ada komentar bahwa apa yang disajikan dalam film kurang sesuai dengan yang ada dalam novel, perbandingan seperti ini memang tidak bisa terelakkan. tidak sedikit memang yang merasa kurang puas dengan adanya perbedaan antara novel dengan filmnya. Tetapi dalam melihat kondisi seperti ini, saya selalu berkomentar bahwa, karya sastra novel memang berbeda dengan karya sinema. karya novel memiliki standar penilaiannya sendiri sebagai karya sastra, begitu pula dengan karya sinematis juga memiliki standar penilaiannya sendiri, maka lebih bijak apabila kita melihat kedua karya tersebut dalam kacamata masing-masing bidang karya tersebut. Sehingga kita dapat menikmati novel tersebut sebagai karya sastra, dan menikmati film tersebut ya sebagai sebuah karya sinematis. perbandingan kurang tepat dilakukan karena kondisinya memang tidak "aple to aple", baiknya karya sastra yang dibandingkan dengan sesama karya sastra, karya sinematis ya bandingkanlah dengan sesama karya sinematis. namun terlepas dari permasalahan itu, saya sendiri menilai esensi dari novel 5 cm ini masih dapat dirasakan dalam filmnya. Saya sangat mengapresiasi film ini, film ini sangat layak ditonton dan saya rasa film ini merupakan salah satu film terbaik di penghujung tahun 2012. 






Selasa, 27 November 2012

Bahasa-bahasa Part II

Sedikit memutar ulang tentang pembahasan bahasa-bahasa yang sebelumnya pernah saya bahas di blog ini. Pada ulasan pertama saya mengenai bahasa-bahasa kerangka pemikirannya adalah mengenai ragam bahasa yang ada di dunia. Ragam bahasa ini memiliki karakter yang berbeda dari segi bentuk (bunyiannya) dan strukturnya. Pada dasarnya bahasa yang saya maksud dalam tulisan sebelumnya adalah hanya sebuah alat yang mungkin sifatnya terlokalisir, artinya perbedaan bentuk bahasa memang ada di setiap wilayah pelosok dunia, namun makna sifatnya universal, makna melampui bentuk bahasa. makna inilah yang kemudian sebenarnya objek pertukaran kita dalam berkomunikasi, karena sifatnya yang universal maka kita bisa menyampaikannya dalam bentuk bahasa apapun bahkan tanpa bahasa sekalipun. untuk mempermudah pemahamannya saya beri contoh begini, Cinta adalah perwujudan bentuk bahasa Indonesia dari sebuah perasaan atau emosi tertentu, perasaan atau emosi terntentu ini saya anggap sebagai makna yang terkandung dalam kata Cinta, Love adalah bentuk bahasa Inggris dari makna yang sama dengan Cinta. 

Dalam pembahasan kali ini saya akan lebih membahas mengenai ranah tempat kita melakukan pertukaran makna. Ranah yang dimaksud di sini adalah sebuah ruang dimana ruang itu membatasi makna untuk diartikan atau dipahami dalam suatu konteks tertentu saja. Seperti dalam penjelasan Piere Bourdieu bahwa ada berbagai ruang dalam kehidupan sosial yang setiap ruangnya memiliki simbol dan dinamika pertukaran atau "peperangannya" sendiri. Setiap ruang atau ranah ini juga dapat saling terkoneksi terkoneksi satu dengan yang lain, namun koneksi ini hanya dalam bentuk irisan saja. untuk mempermudah memahami konsep ini saya beri contoh sederhana seperti ini, sekumpulan para tukang ojeg sedang berbincang mengenai kelangkaan bahan bakar premium diberbagai SPBU di kawasan Jakarta, mereka saling mengeluhkan bahwa untuk tetap beroprasi mereka terpaksa harus mengisi tangki motor mereka dengan bahan bakar pertamax yang harganya lebih tinggi, sedangkan di saat yang bersamaan para penumpang enggan untuk membayar lebih, hal ini mengakibatkan pendapatan para tukang ojeg pun menurun, sedangkan mereka harus memenuhi kebutuhan sehari-hari yang untuk di hari-hari sebelumnya pun masih belum bisa dikatakan cukup. Di waktu yang sama di tempat lain para petinggi pertamina dan para pejabat-pejabat pemerintahan sedang membahas mengenai perlu adanya pembatasan pasokan premium karena dikhawatirkan akan melebihi kuota bahan bakar bersubsidi, apabila tidak ada pembatasa pasokan bbm bersubsidi maka anggaran pemerintah akan jebol, negara akan mengalami kerugian, dan dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas ekonomi atau bahkan bisa merambat ke masalah stabilitas politik nasional. Dari contoh ini kita dapat melihat secara sederhana perbedaan ranah para tukang ojeg dengan ranah para pejabat pemerintahan. dalam ranah tukang ojeg terdapat simbol-simbol atau pengetahuan yang tidak ada dalam ranah para pejabat pemerintahan contohnya seperti masalah domestik rumah tangga, pun di ranah tukang ojeg pun tidak ada simbol-simbol atau pengetahuan yang ada dalam ranah pejabat pemerintahan, seperti masalah defisit anggaran. sesuatu yang jelas adalah bahwa kedua ranah ini beririsan dalam masalah ekonomi. Namun penjelasan mengenai ranah, simbol dan pengetahuan sebenarnya lebih kompleks dari contoh tersebut, dan pemaknaan saya mungkin terlalu dangkal. 

Dalam kehidupan sehari-sehari ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita pasti akan cenderung memilih orang yang memiliki kesamaan dengan kita. contohnya, kita adalah penggemar sepak bola pasti akan lebih memilih mengobrol dengan orang yang menggemari sepak bola pula, karena kita memiliki pengetahuan yang sama, kita dalam ranah yang sama. obrolan akan bisa berlangsung sangat panjang, kalau banyak orang mengistilahkan juga, kita memilliki "bahasa" yang sama yaitu "bahasa bola". Kesamaan "bahasa" ini tidak berhenti hanya seputar kita membicarakan tentang bola, seperti pemain, strategi, isu-isu terkait persepakbolaan, tetapi juga juga lebih jauh dalam menggunakan "bahasa" bola itu untuk bentuk interaksi komunikasi yang lain seperti digunaakan dalam candaan, atau membahasakan suatu aktifitas tertentu dengan menggunakan istilah persepakbolaan seperti contoh, dalam percakapan ini, 

A: "wah gua udah lima hari ini absen kentor telat mulu nih"
B: "waah parah lu! ntar lu bisa kena kartu kuning loh dari bos"

istilah "kartu kuning" adalah istilah yang biasa digunakan dalam persepakbolaan, dalam konteks pembicaraan ini kartu kuning dimaknai sebagai surat peringatan atau teguran dari atasan. nah bagi orang-orang yang tidak gemar sepak bola, atau tidak tahu sama sekali tentang sepak bola (dan tampaknya jarang sekali orang yang tidak tahu sama sekali) pasti akan bingung ketika mendengar percakapan itu, dalam hal ini dapat dikatakan dia tidak mengerti "bahasa" yang digunakan kedua orang tersebut. Inilah salah satu alasan mengapa orang lebih cenderung mendekat dengan orang yang memiliki "bahasa" yang sama. fenomena ini bisa dianalogikan dengan kesulitan orang yang memiliki bentuk bahasa tertentu berhadapan dengan orang yang memiliki bentuk bahasa yang berbeda. Seperti orang Indonesia yang hanya bisa berbahasa Indonesia bertemu dengan orang Amerika yang hanya bisa berbahasa inggris. kedua belah pihak pasti akan enggan saling berkomunikasi, namun jika terpaksa yang mereka menggunakan bahasa isyarat yang itu pun sangat sulit dilakukan. Jika mereka ingin tetap berkomunikasi dengan baik, maka jalan keluarnya adalah mau tidak mau mereka harus saling mempelajari bahasa lawan bicara. disinilah tantangannya, kedua belah pihak harus mau keluar dari zona nyaman mereka untuk mempelajari dan menggunakan bahasa yang tidak biasa mereka gunakan. begitu pula dalam kehidupan sosial, apabila kita ingin menjalin hubungan yang baik dengan berbagai masyarakat ya, setidaknya kita tahu "bahasa" orang atau masyarakat bersangkutan, agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik. 

Minggu, 18 November 2012

Bunga Anggrek (Als de Orchideen Bloeien)

Dalam film Soegija ada salah satu lagu yang menarik perhatian saya, yakni lagu Als de Orchideen Bloeien atau dalam terjemahan bebasnya memiliki arti Ketika Bunga Anggrek Berkembang, namun dalam versi bahasa Indonesia lagu ini sering dikenal dengan judul Bunga Anggrek. Saya sangat familiar dengan lagu yang satu ini, karena sewaktu umur saya kurang lebih 3 atau 4 tahun, nenek saya sering menyanyikan atau sekedar menyenandungkan lagu ini, dalam versi bahasa Belanda tentunnya. Ketika itu saya tidak mengerti arti nyayian tersebut, sampai sekarang pun saya masih tidak mengerti arti lagu tersebut dalam bahasa Belanda. Namun karena hampir setiap hari saya mendengarnya, saya pun menjadi menyukainya, dan memiliki kenangan tersendiri yang berhubungan dengan nenek saya. Setelah nenek saya meninggal ketika saya duduk di bangku SMA, lagu itu seolah tidak pernah terdengar lagi oleh saya, sampai muncul dalam film Soegija. Ketika mendengar lagu tersebut seketika seolah saya terhanyut dalam memori masa kecil saya, dan lebih jauh entah kenapa saya pun larut dalam memori masa muda nenek saya, di era tahun 1930-1940an. Terlepas dari itu, lagu ini memang memiliki alunan musik yang indah, yang dapat membawa pendengarnya merasuk dalam sebuah imaji yang syahdu. Karena berbahasa Belanda, saya pikir lagu ini merupakan lagu produk Belanda, ternyata  lagu tersebut di ciptakan oleh seniman Indonesia Ismail Marzuki pada tahun 1939. 





Als de orchideen bloeien,
kom dan toch terug bij mij.
Nogmaals wil ik met je wezen,
zoveel leed is dan voorbij.
Als de orchideen bloein,
ween ik haast van liefdes smart.
Want ik kan niet bij je wezen,
g’lijk weleer, mijn lieve schat.
Reff :
Maar nu been je van een ander.
Voorbij is de romantiek.
Kom 
terug toch  bij mij weder.
Jou wergeten kan ik niet.
Als de orchideen bloeien,
dan denk ik terug aan jou.
Denk toen aan die zoete tijden,
toen je zei: Ik hou van jou.

Selasa, 13 November 2012

Jalanan dan Sudut Kota Purwokerto

Pada saat perayaan Idul Fitri tahun 2012 ini saya berkesempatan dapat mengunjungi kampung halaman saya yang berlokasi di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Banyumas. Pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ada di kota Purwokerto, hal ini kadang membingungkan banyak orang karena bagaimana bisa nama Kabupaten berbeda dengan nama tempat pusat pemerintahannya, kalau pusat pemerintahannya di Purwokerto kenapa tidak dinamakan Kabupaten Purwokerto saja, atau kenapa tidak pusat pemerintahannya ya di Banyumas. Tentu ada latar belakang sejarah mengapa bisa terjadi hal tersebut, tetapi karena kali ini saya tidak akan membahas hal tersebut, ya kita terima saja fakta bahwa Kabupaten Banyumas memiliki pusat pemerintahan di Kota Purwokerto. Kawasan Kota Administratif Purwokerto ada di sebelah timur kawasan kabupaten Banyumas, di sebelah utara kota Purwokerto terdapat gunung Slamet, gunung aktif tertinggi di Jawa Tengah dan kedua tertinggi di Pulau Jawa. keberadaan gunung Slamet ini membuat kawasan kota Purwokerto memiliki iklim yang relatif sejuk, meski sekarang banyak orang mengeluhkan kalau kota Purwokerto sudah semakin panas, tapi menurut saya udara dan kesejukan kota Purwokerto masih lebih baik dibandingkan Jakarta dan wilayah sekitarnya. suasana kota Purwokerto juga relatif lebih tenang, tetapi bukan kota yang mati sama sekali. banyak pula orang yang mengatakan kota Purwokerto ini kota para pensiunan, karena suasananya yang tenang memang cocok bagi para pensiunan yang ingin menghabiskan waktu tuanya dengan santai dan rileks. suasana tenang ini dapat terlihat dari aktivitas lalu lintas yang tidak begitu ramai di Purwokerto. 

(Kawasan Jl. Jendral Sudirman, Purwokerto)

(Jl. Jendral Sudirma, tepatnya di Perempatan Palma)

(Jl. Gatot Subroto, kawasan SMA dan SMP Susteran)

Kurang lebih sudah sekitar lima tahun saya tidak tinggal di Purwokerto. ketika kunjungan pulang kampung saya pada waktu lalu, saya menemukan beberapa kawasan jalan yang mengalami perubahan. Salah satunya adalah di kawasan Jalan Dokter Angka, jalan di kawasan ini sebelumnya terbagi menjadi dua, dimana ditengah-tengah sepanjang jalan tersebut terdapat pemisah jalan berupa pohon peneduh. namun sekarang pemisah jalan tersebut telah dibongkar, ya tentunya sekaligus dengan pohon-pohonnya. Kawasan jalan tersebut menjadi terlihat lebih luas dan terbuka. 

(Kawasan Jl. DR. Angka)

(Kawasan Jl. DR. Angka)

(Kawasan Jl. DR. Angka)

(Kawasan Jl. DR. Angka, RS Geriatri Purwokerto)

Meski ada beberapa perubahan, masih banyak kawasan kota Purwokerto yang tidak mengalami perubahan secara signifikan. seperti di kawasan perempatan tugu jam ini, lokasi ini terdapat di Jalan Jendral Sudirman, salah satu jalan Protokol di Purwokerto.

(Perempatan tugu jam, Jl. Jendral Sudirman)

(Tugu Jam, Kawasan jalan protokol Jl. Sudirman)

(Perempatan Tugu Jam, Dari arah Jl. Piere Tendean)

(Jl. Jenderal Sudirman, kawasan arah Pasar Wage)

(Jl. Jenderal Sudirman, tampak di kawasan perempatan Srimaya)

(Jl. Jendral Sudirman, kawasan perempatan Srimaya dari arah Pasar Wage)

(Jl. Jendral Sudirma, menuju arah Pasar Wage)

(Jl. Jendral Sudirma, di kawasan perempatan Pasar Wage)

Salah satu Titik Keramaian di kota Purwokerto dimana masyarakat biasa berkumpul dan menghabiskan waktu senggangnya adalah di kawasan alun-alun Purwokerto. Alun-alun kota Purwokerto memiliki komponen yang relatif sama dengan alun-alun di kota-kota lain terutama di kawasan Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, dimana ada lapangan terbuka tempat berkumpul masyarakat yang berada di tengah-tengah kawasan alun-alun dan biasanya terdapat pohon beringin dengan jumlah tertentu, kemudian terdapat pusat pemerintahan yang ada di sebelah utara lapangan terbuka, dan di sebelah barat ada tempat peribadatan berupa masjid agung, serta tidak ketinggalan adalah komponen penegakan hukum, untuk di Purwokerto, di sebelah barat alun-alun terdapat Lembaga Pemasyarakatan. Karakteristik ini merupakan karakteristik umum kota-kota di Jawa.
(Kawasan Alun-alun Purwokerto, Jl. Jendral Sudirman)

(Tampak masjid Agung Baitussalam, Jl. Masjid, Purwokerto)

(Kawasan Alun-alun Purwokerto)

(Pendopo Si Panji, Kantor PemKab Banyumas)

(Kawasan Alun-alun Purwokerto)

Ada beberapa gedung yang sudah cukup lama berdiri di kota Purwokerto, bahkan sudah ada semenjak masa kolonial. Purwokerto pada masa kolonial memang sudah menjadi kota yang cukup berkembang. Beberapa bangunan yang ada bahkan telah menjadi bangunan cagar budaya. Di kawasan Jalan Jendral Gatot Subroto terdapat beberapa bangunan tua seperti  rumah dinas bupati yang arsitektur bangunannya masih khas bangunan masa kolonial, gedung ini dahulu adalah gedung Residentwoning atau tempat tinggal Residen Banyumas di Purwokerto. Gedung ini dibangun setelah ada rencana pemindahan ibu kota Banjoemas ke Purwokerto. Gedung ini dirancang oleh sorang arsitek/insinyur dari Belanda bernama Breuning, Hubert Albert (sumber: www.banjoemas.com). gedung ini merupakan gedung termegah di Purwokerto pada masanya. terdapat pula bangunan yang sekarang difungsikan menjadi bangunan sekolah SMA N 1 Purwokerto dan SMA N 2 Purwokerto (dahulu adalah sekolah MULO). Ada pula tugu Pembangunan di tengah simpang tiga antara Jalan Gatot Subroto dan Jalan Merdeka. Di salah satu sudut simpang tiga tersebut juga terdapat bangunan Gereja Kristen Indonesia. Masih di kawasan sepanjang jalan yang sama terdapat pula bangunan tua yang difungsikan sebagai rumah sakit yakni Rumah Sakit Umum Santa Elisabet.


(Gedung Rumah dinas Bupati/ Residentwoning/ eks. Tempat tinggal Residen Banyumas di Purwokerto, Jl. Gatot Subroto)



(Tugu Pembangunan, di kawasan Jl. Gatot Subroto)

(SMA N 2 Purwokerto, Jl. Gatot Subroto)

(SMA N 1 Purwokerto, Jl. Gatot Subroto)

(Gereja Kristen Indonesia, Jl Merdeka dan Jl. Gatot Subroto)


(RS Santa Elisabet, Jl. Gatot Subroto)

Ada satu landmark kota Purwokerto yang tak kalah terkenal, yaitu makam Ragasemangsang, makam Ragasemangsang ini berupa situs makam di tengah jalan kota, lokasinya berada di sebelah timur alun-alun. menurut legenda masyarakat, makam tersebut merupakan makam seorang pencuri/begal yang memiliki ilmu kesaktian. menurut cerita sang pencuri/begal tersebut melakukan adu kesaktian melawan Kiai Pekih, seorang sesepuh kampung wilayah tersebut, dalam adu kesaktian itu sang pencuri/begal kalah, tubuhnya terlempar dan tersangkut di atas sebuah pohon hingga akhirnya tewas, dan sang pencuri/begal itu pun dikuburkan di bawah pohon dimana dia tersangkut, kuburan tersebut ada di dalam sebuah bangunan yang menyerupai sel penjara. Kata tersangkut dalam bahasa jawa Banyumas adalah kemangsang/semangsang dan kata tubuh dalam bahasa jawanya adalah raga, maka kawasan tersebut kemudian diberi nama Ragasemangsang, dan sekarang pun menjadi nama Jalan Ragasemangsang. 

(Monumen Ragasemangsang, Jl. Ragasemangsang)

Kota Purwokerto memiliki Gereja Katedral Katolik yang diberi nama Katedral Kristus Raja, wilayah Keuskupan Purwokerto meliputi umat Katolik Jawa Tengah bagian barat dengan wilayah seluas 15.300 Km2, diantaranya adalah wilayah Banjarnegara, Banyumas, Batang, Kebumen, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Tegal, Cilacap, dan Wonosobo. Lokasi gereja katedral ini ada di Jalan Gereja.
(Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Jl. Gereja)

(Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Jl. Gereja)

(Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Jl. Gereja)

Kawasan roda perekonomian biasanya ada di wilayah pasar induk, pasar induk Purwokerto adalah Pasar Wage. Kawasan Pasar Wage ini sudah ada cukup lama, terlihat dari bangunan-bangunan toko di kawasan tersebut yang terlihat sudah tua, dengan ciri khas tulisan nama toko yang timbul. Selain kawasan Pasar Wage terdapat pula kawasan pasar lain yang tidak kalah ramai, yaitu kawasan pasar Kebondalem. 

(Salah satu bangunan tua di kawasan Jl. Jendral Sudirman)

(salah satu pertokoan yang menggunakan teknik relief untuk nama toko, Jl. Jendral Sudirman)

(salah satu bangunan tua di kawasan Jl. Jendral Sudirman)

(salah satu pertokoan yang menggunakan teknik relief untuk nama toko, Jl. Jendral Sudirman)

(salah satu pertokoan yang menggunakan teknik relief untuk nama toko, Jl. Jendral Sudirman)

(Toko Roti Go, Salah satu toko roti yang legendaris di Purwokerto, Jl. Jendral Sudirman)

(kawasan Pasar Wage, Jl. Jendral Sudirman, tampak toko emas Djanoko dengan ikon patung tokoh pewayangan Janoko atau Arjuna)

(kawasan Pasar Wage, Jl. Jendral Sudirman, tampak toko emas Djanoko dengan ikon patung tokoh pewayangan Janoko atau Arjuna)

(kawasan Pasar Wage, Jl. Jendral Sudirman, tampak toko emas Djanoko dengan ikon patung tokoh pewayangan Janoko atau Arjuna)

(salah satu bungunan toko tua dengan teknik relief pada nama tokonya, Jl. Jendral Sudirman)

(Kawasan kolong Pasar Kebon Dalem)

(Kawasan kolong Pasar Kebon Dalem)

(Kawasan kolong Pasar Kebon Dalem)

(Toko Buku dan Alat Tulis Metro Jaya di Kawasan Pasar Kebon Dalem)

 Ada satu tempat hiburan yang tak kalah tua dari tempat-tempat lain di Purwokerto yaitu Bioskop Rajawali. Bioskop Rajawali ini adalah satu-satunya bioskop yang bertahan di Purwokerto. Sampai saat ini tempat tersebut masih beroperasi menayangkan film-film terbaru baik dari dalam negeri maupun film-film box office produksi Hollywood, meski tayangnya lebih lambat dibandingkan di kota-kota besar lainnya. 

(Bioskop Rajawali Theatre, Jl. S. Parman, Purwokerto)
Banyak sekali kenangan yang tertinggal di kota Purwokerto ini. meski saya telah jauh merantau hati saya tetap tertinggal di Purwokerto dan kelak saya pasti akan kembali dan menghabiskan sisa hidup saya di kota tercinta ini. 

Senin, 12 November 2012

Teknologi dan Remaja Masa Kini

Perkembangan teknologi saat ini tengah maju dengan sangat pesat, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir telah banyak penemuan di berbagai bidang ilmu, dapat dikatakan dekade-dekade sekarang ini merupakan dekade keemasan dalam sejarah perkembangan umat manusia. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah teknologi informasi dan komunikasi. Banyak sekali sekarang alat-alat komunikasi dan berbagai perangkat lain yang menunjang proses pertukaran informasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan sangat cepat. Belum lagi berbagai aplikasi perangkat lunak yang juga turut meramaikan dunia perteknologian elektoronik dan komunikasi. Bisa dikatakan saat sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin dilakukan dengan teknologi. Berbagai perangkat teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini memungkinkan setiap orang untuk mengirimkan data dalam bentuk apapun, kemana pun dan kapan pun dalam waktu sekerlipan mata. Saat ini kita hidup dalam era "kilat", tidak ada suatu apapun yang dikerjakan dalam waktu lama. 
Perkembangan teknologi ini tidak kemudian tidak berpengaruh terhadap kehidupan kita, kali ini saya ingin menilik pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan pola kehidupan  remaja masa kini. Seperti yang telah kita ketahui bersama saat ini sudah banyak sekali perangkat komunikasi dan aplikasi jejaring sosial yang memungkinkan kita melakukan komunikasi dan saling tukar data dalam bentuk apapun di waktu yang bersamaan (real time). Perkembangan ini sedikit banyak telah mempengaruhi perkembangan dan pola kehidupan sosial remaja jaman sekarang. Mengapa saya menyoroti remaja, karena pengaruh perkembangan teknologi sangat terlihat dalam pola kehidupan sosial remaja masa kini. Usia remaja merupakan usia dimana seseorang itu telah meninggalkan masa kanak-kanaknya tetapi belum bisa kemudian dikatakan sebagai sosok yang dewasa, karakteristik remaja sering kali digambarkan sebagai sosok yang masih mencari jati diri, dimana dalam prosesnya aktualisasi eksistensi diri begitu penting, dalam proses inilah remaja sedang mencari atau memilih akan menjadi pribadi seperti apa dirinya. Dalam kurun waktu tertentu  remaja akan terus melakukan perilaku-perilaku tertentu dalam usaha untuk mengaktualisasikan eksistensi dirinya. Dalam setiap generasi, remaja akan selalu melakukan hal itu, sampai dirinya beranjak menuju fase dewasa dimana kepribadiannya sudah lebih mantap, hasil dari proses aktualisasi eksistensi diri dan pemelajaran selama masa remaja. Lantas dimana hubungan dengan teknologinya ? 
Teknologi komunikasi dan informasi sekarang ini telah mempengaruhi proses aktualisasi eksistensi diri remaja. Cepatnya arus informasi membuat proses aktualisasi eksistensi diri remaja berevolusi dari generasi sebelumnya. Cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi menuntut remaja masa kini untuk lebih "kreatif" dalam mengaktualisasikan eksistensi dirinya, ingat eksistensi dan pengakuan diri sangat penting bagi para remaja, apabila mereka tidak bisa melakukan sesuatu yang "kreatif" dan menarik perhatian di era "kilat" ini mereka akan tenggelam begitu saja dihantam cepatnya arus informasi. Maka media jejaring sosial saat sekarang ini menjadi lahan utama aktulisasi eksistensi diri bagi para remaja. Upaya pengaktualisasian eksistensi dirinya pun mengikuti media yang tersedia bagi mereka. Salah satu yang paling nampak di Indonesia adalah fenomena tulisan "alay". Tulisan atau bahasa "alay" adalah tulisan yang berupa kombinasi penggunaan huruf dan angka dalam membentuk sebuah kata atau kalimat, contoh : "meN6hitUng nIl41" kata yang benar "menghitung nilai", kalaupun bukan kombinasi angka dan huruf maka, dapat berupa plesetan seperti "ciyus miapah" yang kalimat sebenarnya adalah "serius demi apa", ini hanya sekelumit contoh, anda bisa saja menemuka versi yang lebih rumit lagi. 
Bahasa atau tulisan "alay" ini adalah bentuk upaya aktualisasi diri para remaja menyesuaikan media aktualisasi yang digunakannya. Sekarang ini kita tahu bahwa setiap orang pasti memiliki perangkat telekomunikasi, baik berupa telepon selular pintar (smart phone) atau tablet, dengan didalamnya terdapat fitur-fitur jejaring sosial dalam bentuk apapun. Untuk memperoleh perhatian dan tetap eksis maka remaja masa kini kemudian menciptakan tulisan atau bahasa "alay" tersebut, karena proses aktualisasi eksistensi diri mereka terjadi di ranah media sosial, yang lebih banyak menggunakan teks, bukan komunikasi verbal tatap muka langsung. Bahasa dan tulisan "alay" ini telah banyak menuai kritikan dari masyarakat terutama karena dianggap telah merusak struktur dan tata bahasa yang baik dan benar. Banyak kalangan yang mencemaskan perkembangan yang kurang positif ini. Selain fenomena bahasa dan tulisan "alay", pengaruh teknologi terhadap perilaku sosial remaja yang lainnya adalah fenomena "copy-paste" atau segala sesuatu yang serba instan dan cepat. Dalam jejaring sosial aktualisasi eksistensi remaja butuh sesuatu yang dapat dilakukan dengan cepat tetapi sekaligus dapat menarik perhatian, salah satu upayanya adalah menjiplak suatu gaya tertentu yang mereka anggap itu menarik padahal mereka sendiri mungkin tidak mengerti apa maknanya, atau menjadikan suatu hal menjadi bergeser maknanya. Hal ini saya lihat terjadi di masyarakat Amerika dimana ada fenomena "Hipster style", hipster sendiri memang merupakan sebuah aliran subkultur yang muncul di era 20an - 30an yang mana di dalamnya ada konsep pemikiran bebas, independen yang pokoknya di luar arus utama., secara kultur hipster sendiri pada masanya sudah dianggap sebagai anomali namun tetap ada landasan ideologisnya. Namun para "Hipster Style" remaja Amerika sekarang hanya menonjolkan gaya berbusananya saja yang kemudian banyak muncul di media jejaring sosial (terutama di jejaring photo sharing instagram), jadi mereka menganggap gaya hipster itu keren, dengan bergaya seperti itu mereka berharap dianggap sebagai penganut "hipster", padahal mereka kemungkinan tidak mengerti esensi dari "hipster" itu sendiri. Ini yang saya maksud bahwa, gaya-gaya instan seperti ini dilakukan oleh remaja agar mereka bisa tetap eksis dalam era arus informasi yang begitu cepat. Fenomena ini telah menimbulkan banyak kegundahan, bagi generasi "tua" atau setidaknya generasi 2 dekade sebelum para remaja sekarang ini. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat dan serba instan ini, seolah menyebabkan keringnya perkembangan para remaja. para remaja kering akan kreatifitas positif, kering akan imajinasi natural, kering akan pengetahuan bertahan dalam kehidupan, sekarang bahkan apabila mereka tidak memiliki perangkat teknologi tersebut seolah mereka akan mati. Dikhatirkan pula perkembangan remaja akan menjadi kurang matang atau sempurna, karena mereka tidak diberi kesempatan jeda untuk mengendapkan pengetahuan yang mereka miliki untuk mereka pelajari dan telaah di era serba cepat ini. Namun saya yakin manusia selalu dapat menemukan cara untuk dapat bertahan hidup. meski demikian tetap ada kesan bahwa teknologi yang berkembang pesat justru menyebabkan adanya degradasi kehidupan manusia. 

Jumat, 12 Oktober 2012

Self Examining

Dalam beberapa waktu terakhir, sekitar 2 atau 3 minggu ini saya baru akan tertidur ketika kondisi otak saya sudah tidak mampu lagi menopang kesadaran, dan itu terjadi ketika fajar sudah menyingsing sekitar pukul 05.30. Saya akan tertidur dan kemudian terbangun rata-rata sekitar pukul 14.00-14.30. Secara hitungan istirahat saya memang tidak kekurangan waku tidur, karena saya tidur lebih dari 6 jam. namun saya sadar kondisi ini sangat tidak baik bagi kesehatan saya secara jangka panjang. metabolisme tubuh dapat terganggu, dimulai dari masalah pencernaan, dan masalah penyerapan nutrisi. selain masalah kesehatan, kondisi ini juga telah mengganggu produktivitas kinerja saya. Saya sadar bahwa hal yang menyebabkan kondisi ini terjadi adalah adanya beban pikiran dimana beban pikiran ini tidak komplek tetapi memiliki dampak yang berantai dan cenderung membentuk lingkaran. Dari satu akar masalah yang menyebabkan timbulnya tekanan/stres tidak sampai depresi (karena saya masih sadar akan apa yang terjadi pada diri saya), kemudian tekanan mempengaruhi kinerja saya yang  menurun dan berakhir pada rasa bersalah, dan rasa bersalah ini akan mengingatkan kembali kepada akar masalah. Saya juga sadar bahwa untuk mengurai ini, saya harus menghadapi akar masalahnya, yang tidak bisa saya lakukan adalah menghadapi rasa takut yang timbul dari rasa bersalah dan tekanan. saya sadar pula bahwa pikiran negatif ini muncul karena otak saya dalam kondisi lelah (saat saya menulis ini saya belum tidur, padahal seharian saya melakukan aktivitas fisik yang cukup melelahkan, dimana malam sebelumnya saya kurang tidur). 
Baik, orang bisa saja mengatakan bahwa saya hanya membuat alasan saja karena saya tidak bisa atau tidak mau menghadapi masalahnya, pendapat ini bisa benar juga. Saya mungkin sedang melakukan penyangkalan dan penolakan atas apa yang seharusnya saya hadapi. Masalah ini datang dari diri, pikiran saya sendiri (satu lagi pernyataan negatif- penyalahan pada diri sendiri, sikap pesimistis). Maka penyelesaiannya ya harus dalam diri sendiri pula, disini kemudian saya berpikir, apakah memang seperti itu, kita harus membangkitkan diri kita sendiri ketika kita terjerembab. akan ada orang yang mengatakan, tidak perlu seperti itu, kita kan hidup tidak sendiri, akan ada orang lain yang akan membantumu bangkit. Lalu saya akan bertanya, siapa ? kawan, keluarga, sahabat, seseorang yang dicintai ? saya tidak tahu (pernyataan pesismitis lain). Saya mungkin terlalu arogan dan sombong untuk menangkap sinyal-sinyal motivasi dari luar diri saya (saya agak jengah ketika mendapat belas kasihan, simpati atau empati dari orang lain, saya tidak begitu nyaman dengan kondisi melankolik, lebih kepada perasaan sungkan kepada orang lain karena mereka harus repot memberikan perhatian, walau saya sangat mengerti maksud mereka memang tulus), tapi rasanya itulah yang terjadi, tapi mungkin bisa saja saya salah, tapi saat ini itulah yang saya rasakan. Sebagai orang yang beragama Islam tampaknya saya saat ini hanya bisa mengharap kepada Tuhan, kepada Allah karena sejatinya Allah adalah sumber dari kehidupan, Dia tidak di luar diriku, Dia ada dalam diriku, tepatnya aku adalah bagian dari-Nya seperti makhluk dan alam semesta yang Dia ciptakan.
Ketika saya tuliskan peryataan terakhir saya dalam peragraf sebelum ini, pasti akan ada orang yang berpikir, manusia selalu saja kembali kepada Tuhannya, ketika dia merasa paling terpuruk. saya hanya bisa mengatakan, apapun itu saya tidak perduli. (akan ada orang yang mengatakan, aah kamu hanya melakukan apa yang menurut kamu nyaman pada kamu saja, termasuk menyerahkan permasalahan kepada Allah, kamu hanya melimpahkan permasalahan kamu, dan kemudian kamu berpaling terhadap masalah itu dan berharap Allah-lah yang akan menyelesaikannya). Saya tidak perduli.
(saya tahu ada rasa kontradiksi dalam tulisan ini. dan saya tahu saya sok tahu sekali hahahaha)(akan ada banyak intepretasi, ya itu sah, konsekuensi dari ketiadaan saya dalam jalinan huruf ini, saya harap apapun asumsi yang muncul adalah prosporsional)

Kamis, 27 September 2012

Berbuat Kebaikan



Banyak orang ingin menjadi baik, banyak orang yang memiliki mimpi untuk menjadi baik. Deskripsi setiap orang ketika ingin menjadi orang baik selalu identik, dengan ungkapan “sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.” Banyak orang yang memaknai ungkapan ini menjadi terlalu jauh dari dirinya, saya bukannya ingin mengatakan bahwa kita tidak boleh bermimpi besar, tetapi terkadang ketika kita bermimpi besar meskipun mimpi kita baik, kita malah jadi melupakan atau tidak melihat hal kecil yang baik yang jelas-jelas dapat, dan mungkin telah kita lakukan sekarang ini. banyak orang yang bermimpi bisa membangun sekolah bagi anak-anak miskin, membangun rumah sakit untuk orang-orang papa, menjadi pemimpin yang dapat menggunakan pengaruhnya untuk kebaikan. Tidak ada yang salah dengan mimpi-mimpi itu, yang kurang tepat adalah ketika, dalam proses kita menggapai mimpi-mimpi yang mulia ini kita justru sibuk untuk memantaskan diri dapat mewujudkan impian besar kita, kita merasa belum cukup baik sampai kita bisa mewujudkan impian besar kita itu. Kita kemudian menganggap remeh kebaikan-kebaikan kecil yang telah kita lakukan. Di satu sisi, perasaan seperti ini mungkin dapat memotivasi kita untuk terus berbuat lebih besar, lebih besar lagi, tapi di sisi lain sikap ini bisa menjerumuskan kita pada pemikiran bahwa hal remeh seperti itu tidaklah penting. Kita malah mengorbankan atau meremehkan kebaikan kecil dengan dalih itu belum cukup baik dibandingkan kebaikan dan kebermanfaatan yang lebih besar yang belum kita lakukan. Lebih mirisnya lagi kita sudah merasa gagal ketika kita merasa tidak bermanfaat untuk orang banyak, padahal kita sudah banyak melakukan kebaikan-kebaikan kecil, seperti sekedar misalnya meminjamkan pena kita kepada teman yang tidak membawa pena. Sebagai manusia yang baik kita memang harus bermanfaat bagi orang lain, dan itu bisa dilakukan setiap saat setiap detik dalam bentuk kebaikan sekecil apapun, dan tidak selamanya kebaikan kepada orang lain itu dimaknai sebagai membantu orang lain secara langsung, ketika kita menjaga kesehatan diri kita sendiri pun kita sudah berbuat baik kepada orang lain, tidak perlu merepotkan orang lain untuk mengurus kita apabila sakit. jangan pernah mengukur kebaikan, lakukan saja yang bisa kita lakukan saat itu juga, apabila saat itu kita hanya bisa memberikan senyuman, ya lakukanlah, apabila kita memang pantas melakukan kebaikan besar pasti Allah akan memberikan kekuatan dan sumber daya yang besar besar pula.  Karena kebaikan besar merupakan perwujudan dari kebiasaan kita melakukan kebaikan-kebaikan kecil. 

Senin, 10 September 2012

Mistifikasi Alam

Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Setidaknya hampir semua landscape panorama alam Indonesia memilikinya, dari panorama laut, danau, pegunungan, hutan, savana dll, kucuali gurun yang Indonesia tidak memilikinya. Keindahan alam yang Indonesia miliki tidak terlepas juga dari mitos-mitos yang berkembang di masyarakat, yang mana ini merupakan bagian dari budaya dan tradisi yang mengakar di masyarakat. Banyak kisah-kisah misteri, mitos, dan legenda yang melingkupi sebuah kawasan alam tertentu, seperti gunung, laut, dsb. Kisah-kisah ini berkembang dan meluas di kalangan masyarakat tidak hanya secara kuantitatif, namun juga kualitatif. Artinya, pemaknaan kisah-kisah itu yang diterima oleh masyarakat juga berkembang. mitos dan legenda muncul adalah sebagai sebuah refleksi spiritualitas masyarakat. sebagai pengungkapan rasa "syahdu" akan lingkungan sekitarnya, akan pengalaman-pengalaman yang bersifat adi kodrati. Artinya ada semacam keterhubungan antara manusia dengan alamnya.
kisah-kisah yang berkembang yang berkaitan dengan makhluk halus dan alam sekarang ini sudah lebih dimaknai sebagai sesuatu yang menakutkan. sebagai seorang muslim saya percaya bahwa ada kehidupan lain yang berada bersama kita, hanya saja kita tidak dapat berinteraksi secara langsung, dan memang tidak seharusnya kita berinteraksi dengan mereka. setidaknya saya memahami bahwa Allah menciptakan manusia dan jin berada di dalam satu alam semesta ini, keduanya baik manusia maupun jin adalah bagian dari keseluruhan alam semesta ini. alam semesta ini bisa dikatakan sempurna dan lengkap apabila kita merasa bagian dari semua yang ada, termasuk jin. kisah-kisah yang berkembang, mengarahkan kita untuk melakukan penyangkalan akan adanya makhluk tersebut. cerita-cerita pengalaman orang yang diganganggu oleh keberadaan makhluk halus di suatu tempat dimankanai sebagai sebuah pertentangan antara manusia dan makhluk halus. kan bisa saja kita maknai peristiwa tersebut sebagai hasil reaksi dari suatu aksi. bisa saja yang terjadi justru manusialah yang kurang menghargai keberadaan makhluk halus tersebut, jangankan makhluk halus, manusia saja apabila tidak menghargai manusia pasti akan tersinggung bukan. memang dalam Al-Quran sendiri manusia dipertentangkan dengan syaitan. tapi ketahuilah bahwa syaitan berbeda dengan jin, syaitan adalah kata sifat yang menggambarkan pada perilaku yang buruk, yang menghasut kepada keburukan, jadi syaitan bisa dari golongan jin maupun manusia. intinya yang ingin saya sampaikan disini adalah, selama ini alam liar seperti hutan, gunung, laut selalu tidak terlepas dari kisah-kisah mistis yang melingkupinya, kisah-kisah seperti itu sudah sangat menyesatkan, kita jadi cenderung mengkeramatkan secara negatif dan menyikapinya dengan rasa takut. yang seharusnya kita rasakan ketika kita berada di tengah-tengahnya adalah "kekramatan" yang syahdu, bahwa kesemua yang ada dalam alam liar itu merupakan bagian dari kemurnian alam semesta kita. alam liar seperti hutan merupakan refleksi kemurnian alam, dimana kita dapat merasakan udaranya, tanahnya, daun-daunnya dan setiap penghuni yang ada di dalamnya, ada suatu bentuk keindahan spiritual menyatu dengan alam semesta, the mother of nature. bukan kemudian kita malah merasa takut dan cekam. selama kita dapat menerimanya, dan menghargai sesama makhluk Allah, niscaya tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. selama kita berserah kepada Allah, salah satu keberserahan diri kita yang menyatu dengan alam. 

Minggu, 01 Juli 2012

Positif dan Negatif

Sebagai manusia kita memiliki berbagai macam emosi yang dapat kita rasakan. Setiap emosi yang kita rasakan dalam diri kita terpengaruh oleh berbagai peristiwa yang kita hadapi dalam keseharian kita. Perasaan senang, sedih, haru, kecewa, senang+sedih, kecewa+gembira dll. Aneh mungkin apabila melihat saya menuliskan sebuah ungkapan perasaan dalam bentuk dua emosi menjadi satu, bahkan keduanya saling bertolak belakang, namun pada kenyataannya kita sering merasakannya dalam keseharian. Banyak orang kemudian menyebut perasaan tersebut sebagai sebuah perasaan yang campur aduk. Mungkin orang ini baru saja memperoleh promosi jabatan, atau mendapat pasangan baru, atau bisa juga baru saja ditinggalkan oleh pasangannya (jangan berpikir kalau ini terjadi pada saya ha ha ha ha ), tapi itulah berbagai peristiwa yang selalu terjadi di sekeliling kita. Luapan emosi yang begitu besar, bisa menjadi suatu yang tak dapat dijabarkan dengan hanya sebuah kata atau kalimat. ya mungkin untuk orang-orang yang memiliki kemampuan imajinasi lebih dapat menuangkannya dalam bentuk syair, puisi, lagu, lukisan, drama, tarian, dan berbagai bentuk seni lainnya, namun itu hanyalah sebuah refleksi, bahkan mungkin hanya sebuah metafora, yang diciptakan untuk menggambarkan atau bahkan melebihkan luapan emosi yang sebenarnya. Bagaimanapun perasaan luapan emosi yang sebenarnya tidaklah dapat terdefinisikan, seperti kebanyakan orang akan berkata, "tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata."

Luapan emosi ini mungkin tidak dapat terdefinisikan, namun dapat termanifestasikan dalam bentuk tindakan kita. Berteriak, menangis, tertawa, tersenyum, mengerutkan dahi, mengusapkan tangan, menggerakkan kaki dengan cepat, melempar barang, menuliskan sesuatu di laman jejaring sosial atau bahkan hanya terdiam dan menerawang. Setiap bentuk manifestasi yang kita keluarkan akan memperlihatkan pancaran energi yang nampak di hadapan orang lain. Baik langsung atau tidak, pancaran tersebut akan berpengaruh pada orang lain pula. Saya percaya bahwa, setiap luapan emosi memang tidak sepantasnya untuk dipendam, namun bagaimana kita menata luapan emosi kita menjadi suatu hal yang dapat memancarkan energi yang baik. tidak selamanya ketika kita marah, kita harus berteriak-teriak atau menghancurkan barang-barang, daripada melakukan itu kita dapat melakukan hal lain, seperti duduk dan meminum segelas air alih-alih kita membanting gelas tersebut, atau bernyanyi lagu rock alih-alih kita beteriak mengumpat. Oke mungkin kata dan kalimat saya terbaca terlalu naif, tapi kenapa kita harus memandang sesuatunya buruk terlebih dahulu alih-alih suatu hal yang positif. Orang mau berbuat baik selalu prasangka buruk terlebih dahulu yang muncul, orang ingin melakukan sesuatu yang positif dikatakan naif, dan akan ditambah dengan kata-kata "ini dunia realita bukan infotainment". Ha ha ha ha ha ha ha . . . tapi dipikir-pikir saya berprasangka buruk juga dong kalo saya bilang "orang" akan berkata naif, lihat maksud saya kan, saya berprasangka pada si "orang". Ya memang saya akui memang kehidupan ini tidak selamanya indah, itu memang sebuah konsekuensi, keburukan sudah menyatu dengan keindahan itu sendiri, tapi kalau keindahan terasa lebih nyaman mengapa kita fokus pada keburukan, yang kita tahu kita tidak dapat menolaknya juga, jadi tidak usah memikirkan atau merisaukan suatu hal yang pasti kita rasakan. Nikmati sajalah.