Banyak orang ingin menjadi baik,
banyak orang yang memiliki mimpi untuk menjadi baik. Deskripsi setiap orang
ketika ingin menjadi orang baik selalu identik, dengan ungkapan “sebaik-baik
manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.” Banyak orang yang
memaknai ungkapan ini menjadi terlalu jauh dari dirinya, saya bukannya ingin
mengatakan bahwa kita tidak boleh bermimpi besar, tetapi terkadang ketika kita
bermimpi besar meskipun mimpi kita baik, kita malah jadi melupakan atau tidak
melihat hal kecil yang baik yang jelas-jelas dapat, dan mungkin telah kita
lakukan sekarang ini. banyak orang yang bermimpi bisa membangun sekolah bagi
anak-anak miskin, membangun rumah sakit untuk orang-orang papa, menjadi
pemimpin yang dapat menggunakan pengaruhnya untuk kebaikan. Tidak ada yang
salah dengan mimpi-mimpi itu, yang kurang tepat adalah ketika, dalam proses
kita menggapai mimpi-mimpi yang mulia ini kita justru sibuk untuk memantaskan
diri dapat mewujudkan impian besar kita, kita merasa belum cukup baik sampai
kita bisa mewujudkan impian besar kita itu. Kita kemudian menganggap remeh
kebaikan-kebaikan kecil yang telah kita lakukan. Di satu sisi, perasaan seperti
ini mungkin dapat memotivasi kita untuk terus berbuat lebih besar, lebih besar
lagi, tapi di sisi lain sikap ini bisa menjerumuskan kita pada pemikiran bahwa
hal remeh seperti itu tidaklah penting. Kita malah mengorbankan atau meremehkan
kebaikan kecil dengan dalih itu belum cukup baik dibandingkan kebaikan dan
kebermanfaatan yang lebih besar yang belum kita lakukan. Lebih mirisnya lagi
kita sudah merasa gagal ketika kita merasa tidak bermanfaat untuk orang banyak,
padahal kita sudah banyak melakukan kebaikan-kebaikan kecil, seperti sekedar
misalnya meminjamkan pena kita kepada teman yang tidak membawa pena. Sebagai
manusia yang baik kita memang harus bermanfaat bagi orang lain, dan itu bisa
dilakukan setiap saat setiap detik dalam bentuk kebaikan sekecil apapun, dan
tidak selamanya kebaikan kepada orang lain itu dimaknai sebagai membantu orang
lain secara langsung, ketika kita menjaga kesehatan diri kita sendiri pun kita
sudah berbuat baik kepada orang lain, tidak perlu merepotkan orang lain untuk
mengurus kita apabila sakit. jangan pernah mengukur kebaikan, lakukan saja yang
bisa kita lakukan saat itu juga, apabila saat itu kita hanya bisa memberikan
senyuman, ya lakukanlah, apabila kita memang pantas melakukan kebaikan besar
pasti Allah akan memberikan kekuatan dan sumber daya yang besar besar
pula. Karena kebaikan besar merupakan perwujudan dari kebiasaan kita melakukan kebaikan-kebaikan kecil.
Blue titanium art | Titanium Arts
BalasHapusTitanium powerbook g4 titanium art, titanium price per ounce from its ancient origins, is considered the finest piece ford titanium of metal titanium hoop earrings art ever made in Australia. It has welding titanium a unique