Selasa, 08 Mei 2012

dari LIDAH turun ke PERUT nyangkut di HATI



ada pepatah mengatakan “dari mata turun ke hati”, pepatah ini sering kali muncul bagi orang-orang yang tengah jatuh hati . . tapi bagi saya pepatah ini kurang panjang hahahaha . . maka saya lebih suka dengan pernyataan yang tertera dalam judul “dari lidah turun ke perut nyangkut di hati” …
tapi saya lagi nggak ngomongin soal kasmaran atau cinta-cintaan . . saya lagi mau ngomongin soal makanan. yup. makan adalah kegiatan yang setiap hari kita lakukan, dan makanan adalah objek yang menjadi korban subjek (setidaknya begitulah penjelasan guru bahasa Indonesia saya saat di bangku SMP, ketika menjelaskan konsep SPOK). manusia tidak akan bisa hidup apabila selamanya manusia tidak pernah makan, yaaa setidaknya ini justifikasi kebanyakan orang. dengan demikian makanan menjadi hal yang sangat penting, bahkan makanan memiliki strata yang lebih tinggi dibandingkan tempat tinggal, tapi memang masih di bawah pakaian sih (sandang, pangan, papan). jadi setelah orang berpakaian, hal kedua terpenting adalah makan, baru setelah itu bertempat tinggal. jadi nggak masalah orang ga punya rumah, asal dia masih bisa makanan tanpa telanjang. 
tapi bagi sebagian “macam” orang lebih mementingkan makan dibandingkan pakaian dan tempat tinggal, jadi dia nggak punya tempat tinggal + pakaian, tapi tetep makan, dan siapakah mereka  …  exactly mereka adalah orang gila :p 
anyway . . kembali ke masalah makanan, ada banyak sekali jenis makanan, yang beraneka rupa dan rasa sesuai dengan masyarakatnya. berbagai macam olahan bahan makanan terhidangkan baik di meja, diatas tikar, tempat tidur, atau langsung di tangan anda semua. setiap menu yang ada akan selalu memberikan kesan yang berbeda bagi setiap lidah yang memakannya.
saya bersyukur kepada Allah, yang menciptakan lidah manusia dengan kemampuan untuk mengecap berbagai rasa (manis, asam, asin, pahit, pedas, dll), kecapan rasa yang merasuk dalam syaraf lidah dapat menimbulakan berbagai macam perasaan dan emosi (senang, amarah, sedih, bahagia, kasmaran, dll). kombinasi rasa itu kemudian turun ke perut, dan seringkali membuat kita menjadi lebih nyaman (kenyang), atau malah justru membuat kita kerepotan (mondar-mandir ke kamar kecil). berbagai macam sajian telah dapat memberikan pengalaman yang berbeda, namun sajian yang diolah dengan sempurna, baik kombinasi bahan dan bumbu maupun tampilan penyajian, yang dapat memberikan kesan yang mendalam dan bersemayam dalam hati kita. 
Food not just empty thing, Food have a Soul . . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar