Jumat, 11 Mei 2012

Putih & Hitam


Ada banyak kebaikan dalam kehidupan manusia. Tawa, senyum, dan guratan kecerahan yang muncul dari setiap wajah manusia menggambarkan betapa kebahagian dan kebaikan begitu indah, muncul dari sanubari terdalam hati manusia. Sensasi perasaan yang muncul ketika manusia merasakan kebahagian, sungguh telah dapat membentuk sebuah energi positif yang dapat mendorong terciptanya berbagai hal yang terlihat tidak mungkin. Negara Indonesia, misalnya, dapat meraih kemerdekaan di tengah situasi yang krisis, hal ini dapat terjadi karena para pendiri bangsa sangat mendambakan sebuah kebebasan, yang mana kebebasan ini, dikejar karena setiap manusia Indonesia menginginkan sebuah kebahagiaan. Begitu meriah dan gegap gempita, ketika rakyat tahu bahwa bangsanya telah merdeka. Sekelumit kisah tersebut menggambarkan bagaimana sebuah kebahagian sungguh dapat menghasilkan energi yang besar. Namun di sisi yang lain, di dunia ini ada juga “makhluk” yang disebut dengan kesedihan. “makhluk” ini merupakan lawan dari kebahagiaan. Pertanyaannya adalah, mengapa Tuhan menciptakan kesedihan atau kemalangan apabila manusia diperintahkan mengerjakan kebajikan untuk mendapatkan kebahagiaan. Jawaban yang sering kali muncul adalah, apabila tidak ada kesedihan maka kita tidak akan pernah merasakan seperti apa yang namanya kebahagiaan. Baik, jawaban ini memang paling masuk akal, dan memang begitulah adanya. Tapi permasalahannha kini adalah, mengapa, manusia lebih memiliki kecenderungan untuk memfokuskan dirinya dengan kemalangan yang mungkin terjadi. Dalih yang sering terlontar untuk menjawab pertanyaan itu adalah, kita harus siap apabila hal paling buruk terjadi. Oke, ini pun jawaban yang masuk akal, karena kita harus selalu bersikap waspada dan hati-hati. Tetapi, yang terjadi adalah, manusia, terlalu berfokus pada kemalangan yang mungkin terjadi daripada kesenangan atau kebahagiaan yang dikejarnya. Manusia terlalu banyak pertimbangan ketikan akan melakukan sesuatu, dan pertimbangan yang selalu dilontarkan adalah hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti, “aku ingin, jalan-jalan ke Paris, ah tapi mana mungkin, aku tidak punya cukup uang, atau kalaupun aku punya dana, bagaimana nanti dengan pekerjaan yang kutinggalkan.” itu hanyalah sekedar contoh, masih banyak hal-hal lain dalam keseharian kita yang serupa dengan itu. Sekarang mengapa kita tidak memfokuakan saja apa yang menjadi keinginan kita dan dapat membuat hati kita bahagia. Bukan berarti kita hanya memikirkan kebahagiaan maka kita melupaka kemalangan yang mungkin terjadi. Sebenarnya dengan kita berfokus pada apa yang kita inginkan, kita tidak perlu lagi memikirkan kemalangan yang mungkin terjadi, karena dengan kita memfokuskan pikiran kita kepada apa yang kita inginkan kita sudah siap dan berkomitmen menerima resiko apapun yang mungkin terjadi. Kesedihan atau kemalangan, tidak dipungkiri memang benar adanya, tetapi kita harus ingat, bahwa kesedihan dan kemalangan ada justru untuk membuat kita merasakan kesenangan dan kebahagiaan bukan sebaliknya. Jadi jangan pernah ragu melakukan, apa yang hati kita inginkan. Melangkahlah dengan keyakinan dan kemantapan untuk meraihnya. Lepaskan segala beban(kemalangan & kesedihan) dalam pikiran kita, maka kebahagiaan yang kita fokuskan pun pasti akan kita raih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar