Saya heran sendiri dengan apa yang terjadi di Negeri saya ini. pertikaian, perseteruan, ketidak adilan, selalu menjadi topik utama dalam pemberitaan media massa. ya sesungguhnya tema-tema seperti itu sudah tidak asing lagi, banyak negeri dan bangsa sejak dahulu memang mengalaminya. Kalau begini seolah situasi damai, adil, dan sejahtera hanya sebuah isapan jempol, utopia kalau kata orang-orang pintar. tapi ya sudahlah, saya tidak akan membahas mengenai “konflik” itu sendiri, karena itu sudah merupakan keniscayaan bagi anak manusia. yang membuat saya tidak habis pikir adalah persoalan perbedaan aliran agama, yang selalu menjadi masalah di negeri saya, terutama bagi para kaum muslim. kalau agama lain, memang secara substansi ajarannya berbeda. tapi yang masalah adalah ketika ada perbedaan aliran yang muncul dari satu agama. baru-baru ini masyarakat Madura, yang menganut Islam Syiah dianggap sebagai orang-orang sesat. okelah mungkin sudah banyak yang membahasnya dan mungkin apa yang ingin saya utarakan pun sama sebetulnya, tapi tetap saja saya merasa gatal. persoalan ini tidak baru terjadi di negeri saya ini, kasus-kasus serupa sudah sering muncul seperti kasus ahmadiyah, nabi palsu dll. saya mengerti mungkin orang-orang yang menyatakan apa yang berbeda diluar ajaran Islam yang selama ini diterimanya adalah sesat, adalah bertujuan untuk menjaga ketauhidan dan kemurnian dari ajaran “Islam” di Indonesia. yang saya sayangkan adalah, kenapa mereka begitu keras untuk menutup mata. ajaran Syiah sendiri memang bukan berasal dari akar budaya Indonesia, mungkin kalau ditelisik, akajaran ini lebih tua usianya dibandingkan kepercayaan Islam yang berkembang di Indonesia. masalah perdebatan apakah Syiah itu ajaran Islam yang murni atau tidak, tidak akan saya bahas, karena memang saya tidak punya kompetensi, dan lebih permasalahan itu kurang patut untuk selalu diperdebatkan. persoalan yang menjadi kegundahan hati saya adalah, mengapa masyarakat negeri saya bisa begitu yakin kalau apa yang selama ini diterimanya merupakan benar-benar ajaran yang benar. banyak sebetulnya sebagian masyarakat yang mempraktekkan ritual-ritual yang dipercaya sabagai ajaran Islam. ya, secara esensi memang tujuannya adalah satu yakni mengesakan Tuhan yang satu. tetapi ada beberapa praktek ritual agama yang muncul dari akulturasi dan asimilasi kebudayaan asli nusantara. dari sini Indonesia memiliki karakteristik Islamnya sendiri. artinya apa, ada beberapa hal yang sebetulnya tidak ada dalam ajaran Zaman Nabi, yang kemudian ada di Indonesia, dan itu diterima, dan bagi masyarakat Indonesia sendiri itu tidak menjadi soal. dengan kenyataan seperti itu, kenapa masyarakat Indonesia, sebegitu menutup matanya, dan menganggap ajarannya adalah paling benar, okelah semua penganut ajaran apapun pasti akan mempercayai bahwa ajarannya itu yang paling benar, tetapi menurut saya tuduhan bahwa ajaran lain yang sebetulnya secara esensi dan substansial itu sama dikatakan sesat, ini merupakan sebuah tuduhan yang amat keras, manifestasi dari keangkuhan yang tinggi. dalam ayat suci sendiri sudah dikatakan sebenarnya bahwa “….agamamu agamamu, agamaku agamaku …”
saya percaya ketauhidan memang harus dipertahankan, tetapi kalau terus berfokus pada perbedaan, urusan masyarakat atau ummat pasti selalu menjadi korban. Astaghfirullah …
fokuslah pada yang Satu, Percayalah hanya pada yang Satu yaitu ALLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar