Men In Black merupakan film science fiction yang berceritakan
mengenai sebuah agen rahasia di Amerika
yang menangani permasalahan hubungan antar galaksi dan alien yang ada di jagat
raya. Institusi ini merupakan pengontrol dan pembuat regulasi mengenai hubungan
antara galaksi, ya semacam badan imigrasi antar galaksi. Para agennya
berpakaian setelahn hitam dan sangat menjaga identitasnya, bahkan keberadaan
mereka dianggap tidak eksis, oleh karena itu disebut dengan men in black. Baru-baru
ini dirilis sequel film men in black yang ketiga, film ketiga ini juga terdapat
versi 3D nya, yang menyajikan sebuah pengalaman menonton film terasa lebih
nyata. Sequel film ketiga ini masih dibintangi oleh aktor berbakat Will Smith
yang berperan sebagai agen J, dan aktor
senior Tommy Lee Jones yang berperan sebagai agen K. Pada sequel film ketiga
ini bercerita mengenai kaburnya seorang penjahat alien yang dijuluki Boris the
animal (Boris si buas ) dari penjara yang terdapat di bulan. Boris the Animal
merupakan alien yan berasal dari planet Blogodite, alien-alien yang berasal
dari planet ini terkenal dengan sifatnya yang kejam dan sering menghancurkan
planet-planet di berbagai galaksi. Boris tertangkap 1969 oleh Agen K ketika berusaha
ingin menguasai dan menghancurkan bumi, 40 tahun kemudian Boris berhasil kabur
dari penjaranya, selain ingin melanjutkan misinya Boris juga ingin melakukan
balas dendam kepada Agen K, karena telah menangkapnya dan menghilangkan satu
lengan si Boris ketika mereka terlibat dalam perseteruan penangkapan.
Terdapat hal yang baru dalam
kisah sequel Men in Black 3 ini dibandingkan sequel-sequel sebelumnya dalam Men
in Black dan Men in Black 2 dari sisi tema cerita. Pada sequel-sequel
sebelumnya kisahnya tidak jauh berbeda, yakni kisah mengenai seorang alien yang
datang ke bumi mengejar sesuatu dan bertujuan untuk dapat menguasai baik suatu
planet maupun jagat raya. Dalam sequel ketiga terdapat tema cerita yang sama
pula, tentang seorang alien yang ingin mendapatkan sesuatu kemudian
menggunakannya untuk menghancurkan planet Bumi. Hal yang baru adalah dalam film
ketiganya ini dimasukkan tema cerita perjalanan waktu, yaitu ketika Boris the
Animal menggunakan sebuah alat perjalanan waktu dan kembali ke tahun 1969
ketika dia berusaha menghancurkan Bumi dan berhadapan dengan agen K. Boris the
Animal berencana untuk bekerja sama dengan Boris the Animal yang ada pada tahun
itu untuk menjalankan misi utamanya dan untuk membunuh agen K. Rencanannya sempat
berhasil karena sejarah pada masa kini berubah, dan ini dirasakan oleh rekan
agen K pada masa sekarang, agen J. Pada masa sekarang agen K sudah meninggal 40
tahun lalu, padahal malam sebelumnya (sebelum sejarah berubah) agen J bercakap-cakap
dengan agen K melalui telepon. Ketika keesokan harinya agen J ingin menemui
agen K dirumahnya, ternyata rumah agen K ditinggali oleh keluarga asing yang
tidak dikenalnya. Ketika agen J mencarinya di kantor MIB pun tidak ada yang
kenal dengan agen K. Dari pimpinan baru MIB, agen O, akhirnya terungkap bahwa
agen K sudah meninggal 40 tahun lalu, dan pada realitas yang sekarang tidak ada
yang pernah bertemu dengan agen K selain kerabat-kerabat seangkatannya.
Kematian agen K pada tahun 1969 membawa akibat yang cukup serius bagi Bumi 40
tahun kemudian. Boris the Animal pada tahun 1969 berhasil membunuh agen K dan
berhasil mencegah agen K untuk memasang sebuah “perisai” pada atmosfir Bumi,
bangsa Boglodite pun tidak punah serperti yang seharusnya. Hal ini membuat
bangsa Boglodite akan menyerang Bumi, Bumi pun diambang kehancuran. Agen J
satu-satunya orang yang dalam posisi mengerti “apa” yang sedang terjadi
akhirnya ditugaskan untuk mencegah Boris the Animal untuk membunuh agen K pada
tahun 1969 dan mencegah kehancuran Bumi. Agen J pun menggunakan alat perjalanan
waktu yang sama yang digunakan Boris the Animal untuk kembali ke masa 40 tahun
yang lalu. Film ini dipenuhi dengan aksi dan unjuk teknologi tingkat tinggi baik
yang ada di masa sekarang atau masa di tahun 1969 dan tentunya dibumbui dengan
tingkah-tingkah jenaka Will Smith
seperti film-film sebelumnya yang berhasil mengocok perut penonton.
Tema mengenai perjalanan waktu
selalu menarik untuk diangkat ke dalam sebuah cerita film. Beberapa film sudah
banyak yang mengangkat tema cerita seperti ini, sebut saja seperti, Time
Machine, Sequel Back to the Future, Timeline bahkan sebuah anime Jepang era
akhir tahun 70an (yang sampai sekarang masih disukai baik oleh penonton
anak-anak maupun dewasa) yang cukup juga mengangkat tema cerita perjalanan
waktu yaitu Doraemon. Meskipun cerita perjalanan waktu hanyalah sebuah kisah
sains fiksi namun sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan mengenai
konsep perjalanan waktu, baik orang awam, penikmat film, atau bahkan para
ilmuwan fisika, karena tema perjalanan waktu ini muncul dari teori-teori fisika
yang berkembang, seperti teori
relativitas dan loncatan kuantum (ya saya memang tidak terlalu paham
dengan konsep-konsep tersebut). Ada salah satu konsep dalam perjalanan waktu
yang manarik bagi saya yaitu konsep mengenai Time Paradox (Paradoks Waktu).
Time paradox merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya
perjalanan waktu. Ada banyak ide yang menjelaskan mengenai time paradox ini. Dalam film Back the Future Dr. Emmett Brown
menjelaskan bahwa, apabila kita melakukan perjalanan ke masa lampau dan merubah
seuatu maka dapat tercipta sejarah baru, namun eksistensi sejarah dan waktu
kita pun masih ada, sehingga terciptalah sejarah pararel.
Besarnya perubahan yang terjadi
tergantung dari besarnya pengaruh yang diberikan, contohnya apabila kita
kembali ke masa lampau kemudian membunuh calon ayah kita maka eksistensi kita dalam sejarah baru ini sesungguhnya
tidak ada. Contoh lain ada dalam kisah terakhir (bukan cerita official) yang
kabarnya dibuat oleh salah seorang penggemar anime Doraemon. Diceritakan dalam kisah itu bahwa Doraemon mati karena
kehabisan sumber energinya. Kematian Doraemon memicu Nobita untuk menjadi
seorang ilmuwan, dan berusaha untuk mengetahui bagaimana caranya menghidupkan
Doraemon kembali, karena seperti kita tahu Doraemon adalah robot yang berbentuk
kucing yang berasal dari abad ke 22 yang dikirim oleh cucu Nobita, yang
bertujuan untuk membantuk kakeknya agar tidak menjadi orang bodoh seperti
realitas yang dihidupi oleh si cucu. Kemudian dalam beberapa dialog muncul
konsep paradoks waktu yang dikemukakan oleh teman Nobita Dekisugi. Dia mempertanyakan
mengenai kapan akan datangnya masa dimana Doraemon berasal, padahal di sisi
lain Doraemon ada dalam realitas baru yang berbeda dari realitas darimana
sebenarnya asal Doraemon.
Konsep paradoks waktu ini tampaknya
tidak terlihat dalam film MIB 3, ada perubahan sejarah namun tidak menciptakan
sejarah pararel. Hal ini disebabkan Agen J masih dapat mempertahankan realitas
sebelumnya, dan bahkan pada sejarah realitas yang baru realitas lamanya masih
dapat bertahan. Ini mungkin bukan sesuatu yang baru, tapi bagi saya ini adalah
sesuatu yang baru, dan saya masih belum memperoleh penjelasan bagaimana hal itu
bisa dilakukan, atau kemungkinan lain pemahaman saya yang sangat sedikit
mengenai hal ini, dan saya yakin kemungkinan yang terakhirlah yang paling kuat.