Kamis, 31 Januari 2013

Pertanyaan Mubah

Banyak orang iseng mempertanyakan sesuatu hal yang sebelumnya tidak pernah ditanyakan, karena dianggap hal tersebut memang sudah seperti itu sejak dulu. Contoh pertanyaannya, kenapa sih "padi" dinamakan padi ? atau kenapa sih kita disebut manusia ? menurut saya pertanyaan-pertanyaan macam ini tidak perlu ditanyakan, bukan karena tidak ada jawabannya tetapi lebih karena tidak perlu dipermasalahkan. atau ada juga orang yang biasanya bilang "untung kalo kita ngangkat telpon sapaannya 'halo' ya bukan 'ahoy',  nanti kalau 'ahoy' orang salah kira jadi 'asoy'" peryataan seperti ini juga kurang pas bagi saya, kenapa ? karena seperti apapun sebutannya, "manusia", "padi", "halo", "ahoy" kita akan selalu mempertanyakan itu. kalau dulu, bukan disebut "manusia" misal disebut "harok" pasti akan tetap ditanya kenapa sih disebut "harok". kemudian untuk masalah "halo" dan "ahoy" saya kira kalaupun sekarang tetap memakai "ahoy" tidak akan ada masalah, karena memang sudah diterima sejak dulu, kata asoy sendiri datangnya belakangan dari ahoy. Pertanyaan dan pernyataan seperti ini menunjukkan bahwa manusia seperti tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Mungkin akan ada yang menyanggah, "lah kan itu bentuk keingintahuan manusia" kalau saya sendiri sih berpendapat itu bukan rasa ingin tahu, tapi ya lebih seperti rasa ketidak puasan. "kenapa sih namanya Jeruk bukan Bokak ?" kalau pun namanya Bokak, pasti akan ditanya "kenapa sih namanya bokak ?" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar