Minggu, 13 Januari 2013

Pegoyang Dangdut

Musik dangdut tidak pernah terlepas dengan yang namanya goyangan. Irama kendangnya yang menyentak-nyentak memang selalu membuat para pendengarnya untuk bergoyang. Bahkan musik dangdut yang berisikan lagu sedih pun selalu dapat membuat para pendengarnya untuk bergoyang, ya minimal menggoyangkan jempolnya lah hahaha. Seolah dangdut tanpa goyangan, seperti sayur tanpa garam, seperti kata Inul Daratista dalam sebuah petikan lagunya. 

Musik dangdut adalah salah satu aliran musik yang tampaknya dapat diterima oleh hampir seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Kalau kata P Project Dangdut is the music of my country, dangdut sudah menjadi identitas bangsa Indonesia. Perkembangan musik dangdut sekarang pun sudah mulai variatif. namun saya tidak akan membahas mengenai jenis-jenis musik dangdut yang tengah berkembang sekarang. saya akan membahas fenomena baru yang muncul terkait dengan musik dangdut ini. Saya melihat sekarang para penyanyi dangdut, terutama penyanyi dangdut wanita, lebih menjual ragam goyangan ketimbang kualitas vokal atau lagu dangdut itu sendiri. tidak seperti masa-masa sebelumnya ragam musik dangdut lebih beragam dari sisi isi lagunya dan para penyanyinya. Seperti H. Rhoma Irama yang sangat produktif menciptakan lagu-lagu dangdut yang sarat pasan-pesan agama, atau ada Iis Dahlia, Ike Nurjanah, Cici Faramida yang kemunculan mereka lebih mewarnai musik dangdut dengan kualitas vokal dan lagu tanpa menonjolkan lebel gerakan goyangan tertentu. sekarang ini justru marak bermunculan penyayi dangdut yang jualannya adalah goyangan. Goyangan sudah menjadi komoditas utama dari dangdut. fenomena ini saya kira mulai terjadi ketika kemunculan sosok Inul Daratista dengan lebel goyang ngebornya yang kontroversial. 

semenjak itu mulai bermunculan, ada Anisa Bahar dengan goyang patah-patah, Dewi Perssik dengan goyang gergaji, Uut Permatasari dengan goyang ngecor. generasi-generasi awal ini lambat laun memang mulai meninggalkan lebelnya itu, tapi tak pelak pelebelan goyangan ini sudah terlanjur menjadi tren di kalangan para pedangdut pendatang baru. Sekarang ini ada yang muncul namanya goyangan itik, yang sempat menjadi  sengketa antara dua pedangdut pendatang baru, ini hal paling absurd yang pernah saya lihat, biasanya musisi akan mempersengketakan lagu, atau judul lagu, atau musiknya, nah ini yang diributkan malah lebel goyangan yang gerakannya pun sederhana sekali, hanya memang menunjukkan sensualitas, bahkan sampai diajukan ke persidangan. Ada lagi goyang V, goyang jari lah, goyang geboy dll. membuat seolah produk dangdut kini ya goyangan, bukan lagu atau musiknya, yang sejatinya adalah esensi dari dangdut itu sendiri. sekarang yang terlihat justru musik dangdut hanya sebagai pengiring goyangan, bukan goyangan yang seharusnya jadi pelengkap dangdut, main coursenya sekarang adalah goyangan, bukan lagu atau musiknya.

Musik dangdut sekarang dibuat yang penting bisa mengiringi goyangan si penyanyi dangdut yang jualannya goyangan, lirik lagu terkesan dibuat asal-asalan. tidak seperti lagu dangdut pada generasi sebelumnya, yang sangat puitis dan sarat makna, bahkan apabila dihayati bisa membuat pendengarnya diliputi emosi mendalam. sekarang seolah musik dangdut hanya untuk memuaskan kebutuhan birahi saja, dengan menjual kemolekan tubuh penyanyi dan goyangannya serta lirik lagu yang cenderung 'nakal'. di berbagai tayangan talkshow hiburan, penyanyi dangdut yang memiliki label goyangan tertentu, lebih diminta untuk memperlihatkan gerakan goyangannya ketimbang mempertunjukkan kebolehannya dalam menyanyi. di beberapa acara musik pun, porsi goyangan lebih banyak dibandingkan dengan menyanyinya. Sekarang mungkin lebih tepat mereka dijuliki Pegoyang Dangdut ketimbang Penyanyi Dangdut. Bagi saya ini fenomena yang memprihatinkan bagi perkembangan musik dangdut itu sendiri. 

1 komentar:

  1. Iya bener, sekarang musik dangdut udah didominasi oleh goyangan. sebuah esensi karya seni dalam lirik lagu diabaikan. nais blog gan.. Kunjung balik ya...

    BalasHapus