Sebelumnya saya sudah memposting foto-foto sudut-sudut kota Purwokerto yang saya dapatkan pada saat kunjungan mudik saya pada tahun 2012. Tahun 2013 ini saya berkesempatan untuk kembali lagi ke kota kelahiran saya untuk menghadiri acara reuni SMA (SMA N 2 Purwokerto). Kesempatan ini tidak saya sia-siakan begitu saja, maka sehari sebelum acara reuni saya melakukan perjalan keliling kota Purwokerto, untuk mendapatkan sejepret dua jepret gambar yang tidak saya simpan dalam alam kenangan saya tetapi juga berbagi untuk dunia (hehehe lebay amat). Sementara ini saya hanya berkesempatan untuk mengabadikan beberapa tempat di kawasan kota saja, di lain waktu saya akan menjelajah lebih jauh di kawasan Banyumas pada umumnya. Baiklah tak usah berlama-lama lagi inilah beberapa jepretan yang berhasil saya dapatkan.
(Siluet Gunung Slamet, St. Purwokerto)
(Stasiun Purwokerto)
(Interior Stasiun Purwokerto)
Tiga gambar di atas diambil dari kawasan Stasiun Purwokerto. Keberadaan stasiun Purwokerto sendiri sudah ada sejak jaman Belanda, jalur kereta dibangun ketika itu untuk memudahkan distribusi produksi tebu yang banyak ditanam dikawasan Jawa, selain kemudian digunakan untuk mengakomodir kebutuhan transportasi masyarakat. Konon bahan-bahan konstruksi dalam interior stasiun Purwokerto tersebut, seperti rangka-rangka baja, masih asli dari jaman ketika stasiun itu dibangun.
(Lokomotif uap seri C1411)
Lokomotif uap seri C1411 merupakan salah satu peninggalan perkeretaapian masa lampau Purwokerto. Lokomotif ini pernah digunakan oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij atau Perusahaan Kereta Uap Lembah Serayu. Lokomotif ini yang menjadi salah satu "penggerak" perekonomian bangsa Belanda di Jawa. saat ini Lokomotif tersebut menjadi monumen yang tersimpan di bekas Stasiun timur Purwokerto, di JL. Jenderal Sudirman.
(Tugu Pembangunan)
(Tugu Pembangunan)
Pada catatan perjalanan sebelumnya saya sudah menampilkan gambar Tugu Pembangunan ini yang berlokasi di simpang tiga JL. Gatot Subroto dan Jl. Merdeka. Kala matahari telah terbenam tugu ini disorot oleh lampu berbagai warna, yang memberikan kesan dramatis dan keindahan ketika malam. Menjadikan Kota Purwokerto lebih berwarna.
(Gedung Rumah dinas Bupati/ Residentwoning/ eks. Tempat tinggal Residen Banyumas di Purwokerto, Jl. Gatot Subroto)
Pada catatan sebelumnya saya pun sudah mengulas sedikit mengenai bangunan ini. Dapat terlihat foto terakhir merupakan foto lama saat gedung ini baru selaesai dibangun, hingga kini bangunan itu pun tak banyak mengalami perubahan. Dengan arsitektur yang demikian tidak berlebihan apabila gedung tersebut merupakan bangunan termegah pada masanya.
(SMP N 1 Purwokerto, Tempo Dulu)
(SMP Negeri 1 Purwokerto)
Mari kita beranjak ke kawasan JL. Jenderal Sudirman. Di kawasan ini ada salah satu sekolah menengah tingkat pertama yang keberadaan bangunan fisiknya sudah ada sejak masa pendudukan Belanda (kisaran waktu tahun 1940an). Sebelum bangunan tersebut dimanfaatkan menjadi sekolah, bangunan tersebut merupakan kantor kepolisian Belanda, yang seiring berjalannya waktu kerap beralih fungsi hingga pada tahun 1948 bangunan tersebut digunakan untuk sekolah hingga saat ini. Dapat terlihat meski waktu telah berlalu dan selalu mengalami pergantian fungsi, bangunan tersebut masih terlihat tidak banyak perubahan.
(Masjid Agung Baittussalam, Purwokerto, Tempo Dulu)
(Masjid Agung Baittussalam, Purwokerto)
(Interior Masjid Agung Baittussalam, Purwokerto)
Masjid Agung Baittussalam yang berlokasi di kawasan Alun-alun Kota Purwokerto merupakan masjid besar yang menjadi pusat peribadatan masyarakat Purwokerto. Pada Foto tempo dulu dapat terlihat para tentara KNIL yang tengah beristirahat di depan masjid Agung Purwokerto.
(Hulp En Spaar Bank, Purwokerto)
(Hulp En Spaar Bank, Purwokerto)
(Museum BRI dan Patung R.A. Wirjaatmadja)
Bangunan dengan papan nama Hulp En Spaar Bank tersebut merupakan bangunan cikal bakal Bank Rakyat Indonesia atau BRI, yang kini menjadi salah satu Bank terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan oleh R.A. Wirjaatmadja pada masa pendudukan kolonial Belanda pada tahun 1895, dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Bank tersebut diperuntukan untuk perekonomian mikro masyarakat Purwokerto. Bangunan tersebut kini dimanfaatkan sebagai Museum Bank Rakyat Indonesia.
(Bakso Telkom)
(Warung bakso Telkom)
Oke sekarang saya akan sedikit membahas mengnai kuliner kesukaan saya yang ada di Kota Purwokerto. Sebenarnya ada banyak kuliner yang ada di kota Purwokerto. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah Bakso Telkom yang berlokasi di sebelah kantor Telkom yang ada di Jalan Merdeka, yang saya suka dari Bakso ini adalah tambahan cincangan jeroan sapi. Meski dengan kondisi warung yang sederhana namun rasa dapat dijamin.
(Klenteng Hok Tek Bio, Pasar Wage, Purwokerto)
(Klenteng Hok Tek Bio, Pasar Wage, Purwokerto)
(Pedagang Pisang, Pasar Wage, Purwokerto)
(Toko Kelontong, Pasar Wage, Purwokerto)
(Bangunan Lama, Bernuansa Arsitektur Tion Hoa)
Pasar Wage merupakan pasar induk tradisional di Purwokerto, kata wage berasal dari nama hari dalam kalender jawa (Legi/manis, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) pada masanya Pasar, seperti pasar di tempat-tempat lain beraktifitas berdasarkan hari, Pasar wage maka pada masanya adalah pasar yang buka atau beraktifitas hanya pada hari Wage dalam kalender Jawa, nama tersebut hingga kini masih tetap digunakan. sejak dulu kawasan pasar wage dihuni oleh orang-orang keturunan Tiong Hoa/Cina dan Arab, kawasan arab di pasar wage kini dikenal dengan nama Kauman, tak heran karena jika kawasan ini ditempati oleh para pendatang karena fungsinya sebagai penggerak roda perekonomian. Maka dapat terlihat dari peniggalan bangunan yang ada di sekitar kawasan Pasar Wage, ada sebuah klenteng yang dibangun oleh masyarakat Tiong Hoa, bangunan-bangunan lama yang ada di sekitar kawasan tersebut pun sangat berciri khas arsitektur Tiong Hoa.
(Becak Tua, di sudut gang Kawasan Pasar Wage)
(Becak Tua, di Sudut Kawasan Pasar Wage)
(Sudut gang Kawasan Pasar Wage)
(Salah satu gang di kawasan Pereng, Belakang Lapas Purwokerto)
(Kali Banjaran, Kawasan Sawangan, Purwokerto)
(Trotoar di Depan Kotatip, Jl. Jenderal Sudirman, Purwokerto)
Purwokerto merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang masih relatif tenang, hiruk pikuk lalu lintasnya pun masih tidak begitu ramai. masih nyaman untuk melakukan penjelajahan di sekitar kota Purwokerto dengan berjalan kaki. Demikianlah sekelumit hasil jeprat-jepret saya selama berada di Purwokerto bulan Februari lalu. Purwokerto kota yang akan menjadi tujuan pulang saya.